news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dilantik Jokowi, Ekonom Minta Fachrori Tancap Gas

Admin Jambikita
Partner Kumparan 1001 Media I [email protected]
Konten dari Pengguna
13 Februari 2019 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Admin Jambikita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fachori Umar. Foto: Ist
zoom-in-whitePerbesar
Fachori Umar. Foto: Ist
ADVERTISEMENT
Jambikita.id—Sejumlah ekonom meminta Fachrori Umar yang hari ini dilantik sebagai Gubernur Jambi definitif oleh Presiden Joko Widodo, harus tancap gas merealisasikan program Jambi Tuntas.
ADVERTISEMENT
Sejak kasus hukum yang menimpa gubernur terpilih sebelumnya, Zumi Zola melemahkan upaya terwujudnya program Jambi Tuntas. Sejak itu pula ekonomi Jambi stagnan dan berpotensi meningkatkan angka pengangguran.
Momen pergantian gubernur Jambi ini, maka arah pembangunan harus kembali dipompa dan terarah, dengan berfokus pada peningkatan infrastruktur jalan dan pelabuhan. Serta meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis hilirisasi karet dan sawit.
“Beliau (Fachrori) setelah dilantik menjadi gubernur defenitif, harus langsung tancap gas. Jambi Tuntas harus terealisasi. Jangan sampai jalan di tempat atau bahkan melenceng dari rencana yang telah ditetapkan diawal.” kata Pantun Bukit, Ekonom Universitas Batanghari (Unbari), Selasa (12/2/2019).
Menurutnya, pembangunan infrastruktur harus dipacu, terutama jalan dan jembatan untuk memudahkan mobilitas barang dan saja, sekaligus menurunkan biaya distribusi yang selama ini menjadi penghambat pertumbuhan.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan target pembangunan infrastruktur belum sesuai yang direncanakan, sehingga penting mempercepat konektivitas antar wilayah dalam provinsi tersebut, guna efisiensi dalam distribusi hasil pertanian.
Pantun mencontohkan jalan menuju pelabuhan Kuala Tungkal belum selesai, begitu juga jalan penghubung Kabupaten Sarolangun – Tebo, dan progres pembangunan Pelabuhan Samudra Ujung Jabung juga jalan di tempat.
“Poin pentingnya, pelabuhan belum berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi, harus diberesin ini,” ujarnya.
Dia mengungkapkan aktivitas pelabuhan masih sangat tergantung pada Pelabuhan Talang Duku yang operasinya sangat terbatas, karena terkendala debit air sungai. Pelabuhan Muara Sabak juga belum optimal.
Selain itu, investasi yang masuk ke Jambi menurun tajam, apabila dibandingkan tahun 2014 atau periode Gubernur Hasan Basri Agus. Tekanan ekonomi global perlu segera diantisipasi dengan investasi pada sektor hilirisasi karet dan sawit serta migas dan pertambangan batubara.
ADVERTISEMENT
“Selama tiga tahun terakhir, ekonomi Jambi benar-benar terpuruk. Dulu 2014 tumbuh 7,24 persen jauh di atas angka nasional, tahun 2018 hanya tumbuh 5,17 persen,” katanya.
Ekonomi Universitas Jambi (Unja) Syamsurizal Tan mengingatkan pentingnya mempercepat pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang terampil.
Menurutnya, pengangguran terbesar saat ini disumbang dari sarjana dan sekolah menengah kejuruan. Artinya, kata Tan, dunia pendidikan tidak mampu menghasilkan tenaga yang siap kerja di sektor perkebunan sawit, pertambangan dan kehutanan.
“Ya. Itu (perkebunan sawit, karet, dan pertambangan) potensi Jambi. Bukan hanya perhotelan dan pariwisata,” kata Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Jambi itu.
Dia juga menyayangkan angka kemiskinan dan pengangguran mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya.
Hal ini mengindikasikan program Jambi Tuntas tidak berjalan sesuai perencanaan. Ekonomi berbasis masyarakat mandek, tidak ada inovasi untuk meningkatkan nilai produk yang dihasilkan dari komuditas karet dan sawit.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi dari sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) angkanya belum juga menggembirakan.
“Ekonomi ini penting. Karena menjadi tolak ukur kesejahteraan masyarakat. Jangan sampai masyarakat semakin susah,” katanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, mencatatkan angka kemiskinan mencapai 7,92 persen atau sekitar 278,61 ribu orang. Berkorelasi dengan jumlah pengangguran yang meningkat menjadi 67,47 ribu orang dari 2,59 juta penduduk Provinsi Jambi. (suwandi)