Hujan Lahar Turun dari Gunung Kerinci, Warga Diingatkan untuk Selalu Waspada

Konten Media Partner
11 Desember 2021 14:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pantauan terakhir Gunung Kerinci masih tertutup kabut/R10. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Pantauan terakhir Gunung Kerinci masih tertutup kabut/R10. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Air hujan yang bercampur dengan material vulkanik turun dari Gunung Kerinci, Jambi, mengalir ke sungai yang berada di Kayu Aro, Jumat (10/12). Fenomena yang disebut hujan lahar itu sempat menghebohkan warga sekitar.
ADVERTISEMENT
Fenomena itu mengakibatkan getaran 12 mikrometer menurut amplitudo. Sehingga masyarakat diingatkan waspada.
"Karena hujan lebat di gunung, sehingga terjadi banjir. Timbul getaran yang 12 mm," kata Irwan, Petugas Pos Pengamatan Gunung Kerinci, Irwan Safwan, Sabtu (11/12).
Ia pun mengatakan bahayanya hujan lahar bergantung dengan volumenya. Jika volumenya besar dapat membahayakan masyarakat, hingga terjadi banjir.
Hujan lahar, kata Irwan, bisa saja terjadi kembali, karena bergantung dengan adanya hujan lebat. Masyarakat pun diingatkan untuk selalu waspada, khususnya yang bermukim di sekitar sungai dekat Gunung Kerinci.
"Selalu waspada, terhadap gunung yang aktif selalu waspada, apalagi seperti gunung Kerinci. Kalau ada hujan bisa terjadi lagi. Kalau pun hujan bisa saja tidak terjadi," ujarnya.
Aktivitas gunung yang memiliki tinggi 3.805 mdpl itu berstatus level II atau diwaspadai semenjak tahun 2007. Sedangkan saat ini Gunung Kerinci belum boleh didaki sampai ke puncak. Para pengunjung hanya boleh mendaki sampai shelter 2.
ADVERTISEMENT
"Sesuai SOP, sampai sekarang untuk pendakian shelter 2 atau 3 kilometer dari puncak. Ini sesuai hasil yang didapatkan PVMBG. Kalau statusnya gunungnya saya tidak tahu betul, yang jelas ketentuan pendakian sampai shelter 2 belum dicabut," ujar Dudung, Petugas Pos Pemantauan R 10.
Shelter 2 Gunung Kerinci, kata Dudung, berada di ketinggian sekitar 2.700 mdpl.
"Sampai saat ini kami belum mendapatkan rekomendasi lain lagi untuk kewaspadaan. Kami masih menunggu informasi dari PVMBG. Untuk sementara hanya bisa sampai shelter 2, tapi juga lihat kondisi cuaca," katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Jambi, Ibnu Sulistyono mengatakan dalam 2 minggu ke depan wilayah Provinsi Jambi berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Dikarenakan adanya kondisi perige atau posisi bulan berada dekat dengan bumi. Sehingga adanya peningkatan ketinggian pasang air laut, dan potensi banjir di pesisir Jambi.
ADVERTISEMENT
“Angin kencang, kilat atau petir bisa saja terjadi. Ini yang perlu diwaspadai oleh semua orang untuk melakukan aktivitas,” lanjutnya, Kamis (9/12).
Dia pun mengimbau para nelayan untuk berhati-hati saat mencari ikan di laut.
“Pohon tumbang juga bisa saja terjadi, kalau ada hujan atau angin kencang jangan ada yang parkir atau berteduh di bawah pohon, karena ini bisa membahayakan diri sendiri,” pungkasnya.
(M Sobar Alfahri)