Kelompok SMB yang Serang Polisi dan TNI Mengaku Sebagai Orang Rimba

Konten Media Partner
20 Juli 2019 10:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers terkait penangkapan kelompok SMB di Jambi. Foto: Bara
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers terkait penangkapan kelompok SMB di Jambi. Foto: Bara
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB) yang melakukan penyerangan terhadap tim Satgas Karhutla mengklaim beranggotakan orang rimba alias Suku Anak Dalam (SAD) dan penduduk lokal Batanghari. Nyatanya, sebagian besar anggota kelompok ini berasal dari luar Jambi.
ADVERTISEMENT
Kapolda Jambi, Irjen Pol Muchlis AS, mengatakan Asisten III Kabupaten Batanghari merupakan ketua tim terpadu penanganan konflik sosial di kabupaten tersebut. Namun, kelompok SMB tidak mau berunding dengan perwakilan pemda untuk menyelesaikan konflik lahan.
"Saya pelajari kenapa mereka tidak mau terima tim terpadu Batanghari, karena mereka (SMB) ketahuan dipelopori bukan orang lokal Batanghari. Hampir 80 persen anggotanya dari luar. Dari NTT, Medan, Jawa, Lampung, Bengkulu, dan dari kabupaten-kabupaten luar Jambi," jelas Muchlis, Jumat (19/7/2019).
Jadi menurutnya, kelompok SMB enggan didata oleh Pemerintah Kabupaten Batanghari, karena memang tidak masuk dalam database kependudukan setempat. Dia menyebutkan, sebagian besar anggota kelompok itu adalah pendatang dari luar Jambi, termasuk Muslim selaku Ketua SMB, yang merupakan warga Mesuji, Lampung.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau ada pendataan yang dilakukan oleh Pemda (Batanghari), mereka tidak mau datang," katanya.
Maka dari itu, kata Muchlis, kelompok SMB menjual nama suku anak dalam dan penduduk lokal Batanghari untuk mendapatkan lahan di daerah itu, yang bersengketa dengan PT WKS yang memiliki konsesi di kabupaten itu.
Ketua Tim Terpadu (Timdu) Penanganan Konflik Sosial Provinsi Jambi, Sigit, mengatakan kelompok SMB yang mengatasnamakan SAD ditempatkan di bagian depan dalam perjuangan kelompok itu. Sementara, mayoritas anggota atau sekitar 80 persennya berasal dari luar Jambi.
"Mereka merekrut (anggota) dari berbagai tempat SAD untuk ditaruh bagian depan sebagai bumper. Anggota yang lainnya menyebar ke beberapa daerah," kata Sigit, Jumat (19/7/2019).
(bara)