Kerjasama dengan Australia, Wako Jambi Paparkan Program Smartcity

Konten Media Partner
7 Maret 2019 20:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walikota Jambi Syarif Fasha paparkan program smartcity. Foto: Jambikota.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Walikota Jambi Syarif Fasha paparkan program smartcity. Foto: Jambikota.go.id
ADVERTISEMENT
Jambikita.id—Walikota Jambi memaparkan konsep smartcity kepada delegasi Australia untuk pengembangan kota pintar ibukota Provinsi Jambi tersebut.
ADVERTISEMENT
Syarif Fasha, Walikota Jambi memaparkan kondisi dan rencana pengembangan kota Bumi Melayu itu. Menurutnya, Jambi sudah lama menerapkan kota pintar dengan berbagai pelayanan berbasis online.
“Kami sudah lakukan sejumlah pelayanan publik dengan konsep kota pintar,” katanya, di hadapan delegasi Australia, dikutip Jambikita.id, Kamis (7/3/2019).
Dia memaparkan rencana pengembangan kota tersebut di hadapan perwakilan Pemerintah Australia, Pebisnis Australia, dan Dewan Kota Cerdas (SmartCity Council) Australia dan Selandia Baru.
Adapun, kegiatan yang bertajuk “Indonesia-Australia Smart City Forum” diselenggarakan sebagai bagian dari kegiatan kolaborasi Pemerintah Australia dan Asosiasi Pemerintah Kota se-Indonesia (APEKSI), dalam mewujudkan misi ASEAN Smart City and Sustainable Cities yang diselenggarakan pada tanggal 4 s.d. 8 Maret 2019.
Kota Jambi adalah salah satu pemerintah kota yang diundang pada forum tersebut selain Kota Tangerang Selatan, Binjai, Malang, Yogyakarta, dan Probolinggo.
ADVERTISEMENT
“Yang membanggakan adalah hanya Kota Jambi dan Yogyakarta, yang diberi kesempatan sebagai role model, untuk mempresentasikan implementasi smart city di Indonesia,” sebutnya.
Untuk diketahui, pemerintah Indonesia dan Australia telah bersepakat untuk membuka sistem perdagangan bebas antara dua negara, Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), yang secara resmi ditandatangani di Jakarta, pada Senin (4/2/2019) lalu, oleh Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham.
Dampak kebijakan baru tersebut adalah arus lalu lintas barang, jasa dan orang akan lebih fleksibel melintasi dua negara tersebut.
Pengaturan keterbukaan investasi Australia, akan mendorong lebih banyak investasi dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Stephanie Fahey, CEO Australian Trade and Investment Commission (Austrade) Pemerintah Australia, menyampaikan bahwa melalui kegiatan “Indonesia-Australia Smart City Forum” pihaknya ingin melihat lebih jauh peluang kemitraan antara Australia dan daerah potensial di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Senada dengan itu, Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia, Senator The Hon Simon Birmingham, menyampaikan bahwa forum tersebut sebagai bagian kerjasama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Australia.
“Indonesia memiliki peluang pasar yang besar terutama pada sektor smart city. Banyak perusahaan di Australia ingin berbagi pengalaman dan membangun kemitraan strategis di Indonesia. Saya harap forum ini dapat membangun kolaborasi bisnis Australia dan Indonesia,” katanya.
Syarif menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Australia, melalui Komisi Perdagangan dan Investasi Australia yang telah mengundang dirinya untuk mempresentasikan inisiatif dan tantangan didalam pengembangan kota-kota cerdas dan berkelanjutan.
“Kota Jambi seperti kota-kota lain di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, seperti pertumbuhan populasi yang tinggi, kurangnya transportasi yang dapat diandalkan dan infrastruktur yang memadai, kualitas layanan publik dan pungli,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan Kota Jambi memiliki sumber daya keuangan yang terbatas, oleh karena itu, salah satu solusi yang dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut dalam mencari partisipasi dari banyak pemangku kepentingan dan menciptakan kota yang cerdas. (rls)