kumparan derma

Kisah Mantan Guru Honorer di Jambi, Berjuang dari Katarak dan Strok

24 Januari 2020 12:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Guru di Jambi, Penderita Strok dan Katarak Hidup dalam Keterbatasan. Foto: Bahara Jati
zoom-in-whitePerbesar
Kisah Guru di Jambi, Penderita Strok dan Katarak Hidup dalam Keterbatasan. Foto: Bahara Jati
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Mengunjungi RT 01, Kenali Asam, Kota Jambi, akan ditemui sebuah rumah berukuran sekitar 3x4 meter berdinding beton, dan sebagian lagi terbuat dari kayu.
ADVERTISEMENT
Pada material kayu pintu dan jendela rumah ini sudah terlihat keropos dan dibiarkan berlubang, sehingga udara atau apa pun dari luar dapat dengan mudah masuk ke dalam rumah.
Rumah ini dihuni oleh Lamzuardi (62) beserta istri serta satu dari orang anaknya, yang masih duduk di kelas 2 SMU. Satu orang anak Lamzuardi dititip ke kerabat agar bisa mendapat kehidupan yang layak, akibat keterbatasan ekonomi yang dihadapi.
Siapa sangka dibalik salah satu potret kemiskinan ini, penghuni rumah adalah salah satu sosok yang sangat berjasa bagi pendidikan di Kota Jambi.
Lamzuardi di depan rumahnya yang tidak layak. Foto: bahara jati
Lamzuardi merupakan salah seorang guru honorer yang telah 35 tahun mengabdikan diri untuk mengajar di banyak sekolah yang ada di Kota Jambi.
ADVERTISEMENT
Lamzuardi pernah mengajar di SMK PGRI 1, SMK PGRI 4, SMK PGRI 2, SMA Megatama, SMP 5 Utama. Bahkan, di luar jam sekolah, dia masih mengajar les privat untuk mahasiswa dan pegawai.
Sejak beberapa tahun lalu, Lamzuardi tidak lagi bertugas sebagai guru honorer. Penyakit strok yang diderita membuatnya, tak bisa melanjutkan tugasnya sebagai abdi pendidikan.
Campaign guru honorer. Foto: Dok: kumparan.
Pada masa terserang strok, ia menggantungkan hidup dari penghasilan sang istri yang bekerja serabutan. Terkadang, dia juga menerima bantuan dari keluarga dan tetangganya.
Selang beberapa waktu kemudian, cobaan kembali datang menghampiri. Belum sembuh total dari penyakit strok, Lamzuardi divonis menderita penyakit Katarak dan harus dioperasi mata untuk mengobatinya.
Ke depan, Lamzuardi memohon bantuan dari pemerintah dan dermawan yang bisa digunakan bersama sang istri untuk membuka usaha agar bisa digunakan untuk menopang kehidupannya kelak.
ADVERTISEMENT
"Satu keinginan saya saat ini bagaimana cara mencari modal agar bisa membuka usaha, sebab setelah tidak lagi mengajar tidak ada lagi pemasukan," pintanya.
Setelah memiliki usaha, Lamzuardi berharap akan membantu mengubah perekonomian keluarganya jadi lebih baik dan bisa kembali mengajak salah seorang anaknya yang diasuh kerabat agar bisa tinggal bersama lagi.
Stori ini merupakan bagian dari campaign kumparanDerma. Ayo berderma sekarang.
Untuk info, saran dan kritik mengenai kumparanDerma, sila kirim ke [email protected]
Campaign guru honorer. Foto: Dok: kumparan.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten