Kisah Indra Suardi, Berhenti Jadi PNS, Kini Pasok Sapi Kurban Jokowi di Jambi

Konten Media Partner
10 Juli 2021 18:16 WIB
ยท
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indra Suardi (64 tahun), peternak di Jambi yang menyediakan sapi kurban Presiden Jokowi. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita.id)
zoom-in-whitePerbesar
Indra Suardi (64 tahun), peternak di Jambi yang menyediakan sapi kurban Presiden Jokowi. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita.id)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Sosok Indra Suardi, peternak di Kota Jambi, kerap terdengar melalui media massa, menjelang hari Idul Adha beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Sekretariat negara percaya pada dirinya untuk menyediakan sapi kurban Presiden RI Joko Widodo di Jambi. Tidak tanggung-tanggung, sudah tujuh kali dia menyiapkan sapi kurban untuk pemimpin Indonesia tersebut.
Menjelang idul adha kali ini, sapi simental dengan berat sekitar 900 kilogram yang disiapkannya. Sapi bernama "Jarot" itu didatangkan dari Tulang Bawang, Provinsi Lampung, sekitar satu bulan yang lalu.
Setelah tiba di peternakannya yang berada di Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, sapi itu dirawatnya dengan maksimal. Berbeda dengan sapi lain, Jarot diberikan susu mineral, madu, dan telur, sehingga sehat dan tampak gemuk.
Sapi simental ini sudah dipastikan kesehatannya. Balai Penyelidikan Penyakit Hewan (BPPH) Bukit Tinggi sudah mengambil sampel feses dan darahnya untuk diperiksa di laboratorium. Hasilnya, Jarot dinyatakan sehat.
ADVERTISEMENT
Mengenai harga, Jarot ditaksir senilai Rp 80 Juta. Namun, masih bisa berubah karena tawar-menawar dengan pihak dari Presiden RI Joko Widodo.
Tentu adalah kebanggaan bagi Indra, karena dapat menyediakan sapi untuk pemimpin Indonesia selama tujuh tahun berturut-turut. Kepercayaan yang didapatkan Indra, boleh jadi hasil perjuangannya sebagai peternak selama 26 tahun.
"Kami bersyukur bisa dipercaya dari pihak sekretariat negara. Mungkin merasa puas dengan kinerja, dan pelayanan hewan kurban selama ini. Makanya setiap tahun dipercaya," katanya, Sabtu (10/7).

PNS yang Beralih ke Peternakan

Siapa sangka? Sebelum membangun peternakan di Kota Jambi, ternyata Indra Suardi termasuk pegawai negeri sipil (PNS). Dia bertugas sebagai kasi dinas peternakan, di Muara Bulian, Kabupaten Batanghari.
Selama bertugas, berbagai kontradiksi dialaminya. Banyak hal yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Karena itu, pada tahun 1995 dia memilih berhenti sebagai PNS.
ADVERTISEMENT
"Saya kan orangnya idealis, kerja itu apa adanya. Dua kali dua sama dengan empat. Tidak lima, atau enam. Saya juga disipilin," katanya.
Namun, selama bertugas di dinas peternakan, Indra sudah mulai berdagang hewan. Dia menerima permintaan hewan yang didatangkannya dari luar Kota Jambi, dan langsung dikirim ke pihak yang memesan.
"Jadi, saya sudah merintis. Misalkan melayani orang dari Kuala Tungkal, minta cari 8 ekor, saya bantu carikan," tuturnya.
Karena sesuai amanah dan memuaskan, dia mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. Ada seorang pelanggan yang langsung memberikannya uang, walaupun hewan yang dipesan masih dalam proses pencarian.
"Dari situ saya mulai pelihara hewan ternak sebanyak 8 sampai 12. Mulai menyebar kabar bisa pesan sapi dengan saya. Dan saya belanja di Tulang Bawang," lanjut Indra.
ADVERTISEMENT
Tidak lama setelah berhenti sebagai PNS, berbekal pengalaman dan hasil pendidikan formal, Indra langsung mendirikan peternakan. Awalnya di tanah orang tuanya yang berada di daerah Pondok Meja (Muaro Jambi). Karena sempit, peternakan Indra pindah ke daerah Sungai Bertam bekerja sama dengan kenalannya.
Peternakan di Sungai Bertam tidak berlangsung lama. Dalam tahun yang sama, Indra membeli sebidang tanah di Mayang Mangurai, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi. Di lokasi itulah Indra membesarkan hewan, termasuk sapi pesanan Presiden RI Joko Widodo, sampai sekarang.
Indra menunjukan sapi yang disiapakan untuk kurban Presiden Joko Widodo di Jambi. (Foto: M Sobar Alfahri)

Tantangan Berternak di Kota Jambi

Indra menyampaikan ketika pertama kali dia mendirikan peternakan di Mayang Mangurai, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, rerumputan masih banyak. Sehingga hanya perlu berjalan kaki untuk memenuhi pakan hewan.
ADVERTISEMENT
Namun, kini di lokasi itu banyak bangunan. Rerumputan yang tumbuh sangat sedikit. Tidak lagi memadai untuk memenuhi pakan hewan seperti sebelumnya.
Karena itu, Indra bersama pekerjanya terpaksa mencari rerumputan di tempat yang jauh, daerah Muaro Jambi. Ada saja warga yang mau rumput di lahannya diambil tanpa bayaran.
Berbeda dengan Kota Jambi, peternakan di Tulang Bawang mungkin lebih mudah. Sebab, pakan gratis untuk hewan cukup berlimpah.
"Limbah pabrik tapioka itu saja bisa menjadi pakan. Juga ketika panen singkong, daunnya bisa untuk sapi. Itu sumber gratis," katanya.
Peternakan di Jambi rata-rata mengunakan ampas tahu sebagai pakan selain rerumputan. Indra mesti menyediakan ampas tahu sekitar 10 karung dalam satu hari. Ampas tahu yang dimaksud, didapatkannya dari pengusaha tahu sumedang.
ADVERTISEMENT
"Harus beli dengan harga Rp 20.000 per karung. Satu karung beratnya sekitar 50 kilogram. Selain kasih ampas tahu, pakannya dedak, kalau di Jambi termasuk stabil," katanya.
Sapi yang ada di peternakan milik Indra Suardi. (Foto: Jambikita.id)
Ia kerap menghadapi masalah pencernaan di tubuh hewan ternaknya. Sebab, pakan yang disediakan berbeda dengan pakan yang tersedia di peternakan Tulang Bawang. Hewan yang tiba di peternakannya harus beradaptasi dengan pakan yang baru.
Ketika masalah pencernaan menyerang hewan ternak, Indra meracik sendiri obatnya. " Kalau mencret, kita pakai gula merah, telur dan madu. Atau obat cacing kalau mau bikin sendiri juga bisa," kata Indra.
Tidak hanya masalah pencernaan, terkadang hewannya juga mengalami penyakit pada mulut. Indra mengatasi penyakit itu dengan obat yang dibelinya.
ADVERTISEMENT

Penyediaan Hewan di Peternakan Indra

Indra cukup selektif dalam memilih hewan untuk peternakannya. Dia tidak memesan hewan ternak, selain di Tulang Bawang.
"Saya pernah coba hewan ternak dari daerah lain, tidak layak. Nyarinya juga susah, dan mahal. Kalau di Tulang Bawang hewannya bagus, serta harga lebih murah, sudah distandarkan," katanya.
Sebelumnya, dia sendiri yang langsung turun ke peternakan untuk menyeleksi, dan membeli hewan ternak. Sedangkan sekarang, Indra lebih mempercayakan proses itu ke pekerjanya.
"Karena bisa pakai video lewat WA untuk saya seleksi. Tapi anak buah saya sudah 20 tahun bekerja dengan saya, makanya tahu dengan selera saya," tuturnya.
Jumlah hewan ternak yang dipesan dan dirawatnya, sesuai kebutuhan. Jika permintaan ramai, dia bisa memesan 100 ekor sapi, dan 300 ekor kambing dalam kurun waktu seminggu.
ADVERTISEMENT
Pelanggan Indra sebagian besar berasal dari Kota Jambi. Tetapi, ada juga pemesan yang berasal dari Kuala Tungkal, Nipah Panjang, dan sebagiannya.
"Kalau keluar Provinsi Jambi, sekarang tidak terima lagi. Sudah tak sanggup lagi. Anak-anak (3 orang) juga sudah sarjana dan menikah. Jadi, untuk saat ini cukup," katanya.
Perjuangan Indra sebagai peternak selalu diisi dengan kerja keras, ketekunan, dan kesabaran. Makanya, perlahan-lahan Indra meraih kesuksesan.
Hanya saja, ketika pandemi COVID-19 berlangsung dalam tahun 2020, peternakan Indra cukup terdampak. Apalagi harga sapi dari Tulang Bawang mengalami kenaikan.
Namun, menurutnya tingkat penjualan hewan kurban mulai kembali naik. Setidaknya meningkat 20 persen dibandingkan menjelang idul adha tahun lalu.

Pengalamannya dapat Diwariskan

Sebagai peternak, Indra bisa dikatakan cukup sukses. Dia mendapatkan penghargaan dari sekretariat negara, karena mampu menyediakan sapi berkualitas untuk kurban Presiden RI Joko Widodo di Jambi.
ADVERTISEMENT
Namun kesuksesan itu tidak membuatnya sombong. Dirinya siap berbagi pengalaman ke peternak lain.
Ia juga mengatakan ada tiga orang mantan anak buahnya membuka peternakan sendiri di Kota Jambi. Tiga orang itu sudah bertahun-tahun memperoleh pengalaman di peternakan Indra.
Para peternak itu dapat meminta saran dan masukan kepada Indra, karena komunikasi tidak putus.
Penulis: M Sobar Alfahri