Kondisi Terkini Siswi SD di Jambi Korban Bullying 6 Teman Kelasnya

Konten Media Partner
13 Maret 2020 19:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bullying. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bullying. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Kasus Bullying atau perundungan terhadap SN (13) siswi SD  di Kabupaten Merangin, Jambi oleh 6 (enam) orang teman kelasnya hingga depresi berat dan berujung di rawat di Rumah Sakit, membuat pemerintah kabupaten turun langsung dalam penyelesaiannya.
ADVERTISEMENT
Bupati Merangin, Al Haris pada Rabu (11/3) lalu, menjenguk korban yang dirawat untuk memastikan kondisi korban. Al Haris pun memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merangin untuk memanggil kepala sekolah dan guru dimana korban bersekolah.
"Saya minta Kadis Pendidikan untuk memanggil kepala sekolah dan guru untuk menghadap saya," ungkap Al Haris saat besuk korban Bullying, Rabu (11/3) lalu.
Dari geramnya Bupati terhadap kejadian tersebut, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Merangin, Fajarman bersama tim yang lain melakukan Investigasi ke sekolah bersangkutan, Jumat (13/3).
Bupati Merangin, Al Haris saat menjenguk korban bullyinh di rumah sakit. Foto: Jambikita.id
Di sekolah, Tim melakukan audiensi dengan majelis guru dan kepala sekolah, guna mengetahui kasus bullying yang terjadi terhadap korban di sekolah tersebut.
Menurutnya, yang namanya bullying dikalangan anak-anak sudah sejak dulu terjadi disekolah. Hanya saja, bulliying dulu dan saat ini, telah jauh berbeda.
ADVERTISEMENT
Bullying dulu dan kini berbeda, dan kini bisa berakibat kepada psikologi anak serta berpengaruh terhadap perkembangan anak yang terkena masalah tersebut," katanya.
Selain itu, Fajarman juga mengatakan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya bullying tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah namun juga pihak sekolah dan orang tua anak. Namun, pihak sekolah harus lebih aktif mengawasi anak di sekolah.
“Kita perlu bersinergi untuk menghilangkan bullying terhadap anak. Tidak hanya tanggungjawab pemerintah namun juga menjadi tanggungjawan pihak sekolah dan orang tua," tambahnya.
Terkait kondisi korban, SN masih dalam perawatan intensif pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kolonel Abunjani Bangko, Merangin, Jambi. Terparah, SN mengalami peradangan di selaput otak.
Divisi Jaringan dan Rehabilitasi P2TP2A Merangin, Zaherman mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan medis di RSUD Kol Abunjani, korban diduga menderita meningitis dan peradangan pada selaput otak.
ADVERTISEMENT
“Kalau memang tidak ada perubahan, kemungkinan besar korban akan kita rujuk ke Jambi," ungkapnya.
Terpisah, Direktur Beranda Perempuan, Ida Zubaidah mengatakan jika Bullying yang terjadi akibat dari unsur SARA, seperti budaya mengejek karena beda fisik, beda agama dan beda suku . Hal itu karena dunia pendidikan gagal memberikan pemahaman soal budaya toleransi terhadap sesuatu yang beda, sehingga jika ada temannya yang berbeda maka diejek. 
"Kalau pun ada materi soal toleransi itu hanya dalam teoritik saja. Sementara itu jika Bully dalam bentuk kekerasan fisik, ini karena budaya simbol kekuasaan atau kekerasan seringkali digunakan untuk menunjukkan kekuatan gank-gank anak murid di sekolah. Bahkan, simbol ini dilanggengkan lewat media dengan tontonan sinetron remaja," jelasnya.
ADVERTISEMENT