Lewat Batik, Ibu-Ibu di Jambi Tambah Penghasilan Keluarga di Tengah Pandemi

Konten Media Partner
3 November 2020 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pembuatan batik di Rumah Batik Serumpun Berlian. Foto: PEP Jambi
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan batik di Rumah Batik Serumpun Berlian. Foto: PEP Jambi
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Bagi masyarakat Jambi, hal pertama yang terlintas saat mendengar nama Legok adalah Kampung Narkoba. Kawasan ini dulu memang menjadi sarang narkoba. Sebagian besar masyarakatnya, menjual narkoba. Ibu-ibu rumah tangga terpaksa membantu kerja suami berdagang narkoba, tak ada pilihan lain.
ADVERTISEMENT
Namun, kini semua berubah. Memasuki kawasan ini tidak menakutkan seperti dulu. Salah satu penyebabnya adalah kehadiran Pertamina EP Asset 1 Jambi Field (PEP Jambi) lewat Rumah Batik.
“Pertamina menghadirkan Rumah Batik sebagai wadah para ibu di Kampung Legok berkreasi sekaligus menambah penghasilan keluarga,” kata Jambi Field Manager, Hermansyah.
Rumah Batik ini berlokasi tepat di sebelah Kantor Lurah Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi. Kehadiran perusahaan pelat merah dalam program pemberdayaan masyarakat ini, membuat cinta masyarakat Legok terhadap PEP Jambi semakin membuncah.
Betapa tidak, PEP Jambi telah membuka jalan dan membantu menggerakan ekonomi sekaligus mengubah stigma buruk kampung Legok.
“Pertamina EP Jambi sudah banyak membantu,” kata Ketua Kelompok Batik Serumpun Berlian, Tinah (43) yang memanfaatkan Rumah Batik bentukan dari PEP Jambi, Selasa (3/11).
ADVERTISEMENT
Tinah mengatakan, Rumah Batik berdiri setelah mendapatkan bantuan dari PEP Jambi pada April 2018. Saat awal berdiri bernama Rumah Batik Sipin Jajaran. Akan tetapi, mulai tahun ini berganti nama menjadi Batik Serumpun Berlian.
“Awal pelatihan membatik yang terlibat sebanyak 25 orang. Sedangkan yang yang aktif hingga sekarang berjumlah 15 orang anggota,” ujar Tinah.
Sebelum pandemi COVID-19, rata-rata per bulan, para pembatik bisa mengantongi uang Rp 600 ribu hingga Rp 2 juta per bulan. Ekonomi masyarakat Legok pun bergerak. “Sesuai penjualan dan kerja mereka,” ujar Tinah.
Kegiatan membatik ini, menurut Tinah, dilakukan mulai dari mempola, mencanting, mencolet, mewarnai, menembok hingga melorot. Tinah mengatakan, sebelum ada program Rumah Batik, seluruh anggota sama sekali tidak ada kegiatan.
ADVERTISEMENT
“Kalau Saya memang sudah tahu membatik, karena pernah menjadi karyawan batik. Kalau anggota lainnya memang dimulai dari nol, sama sekali tidak tahu membatik,” ujarnya.
Berkat bantuan pemberdayaan masyarakat dari PEP Jambi, kondisi ekonomi Tinah dan ibu-ibu anggota Rumah Batik mulai membaik. Mereka tidak lagi menggantungkan hidup dari suami untuk kebutuhan sehari-hari.
“Yang saya rasakan, jauh berbeda dari sebelumnya, dari ekonomi yang kurang maksimal, sekarang bisa menambah penghasilan keluarga,” ujar Tinah.
Tinah mengatakan, Kelompok Batik Serumpun Berlian terus mengembangkan motif batik. Selain motif pada umumnya, seperti: durian pecah, kapal sanggat, angsoduo, dan lainnya, mereka mengembangkan motif batik baru, seperti: stupa, pompa angguk, kiambang, tangkul, dan tugu keris.
Tidak hanya membatik, Rumah Batik inipun telah menelurkan kelompok-kelompok pengrajin terkait lainnya, seperti usaha sablon, jahit, dan lainnya.
ADVERTISEMENT