Luas Karhutla di Jambi hingga Saat Ini Capai 558,43 Hektar

Konten Media Partner
20 Oktober 2020 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pjs Gubernur Jambi, Ardy Daud saat menyampaikan sambutan dalam FGD Mencari Solusi Permanen Penanganan Karhutla di Wilayah Provinsi Jambi. Foto: Hms
zoom-in-whitePerbesar
Pjs Gubernur Jambi, Ardy Daud saat menyampaikan sambutan dalam FGD Mencari Solusi Permanen Penanganan Karhutla di Wilayah Provinsi Jambi. Foto: Hms
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Penjabat Gubernur Jambi, Restuardy Daud, mengharapkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Jambi semakin sedikit, dengan adanya Tim Pencegahan dan Pengendalian Karhutla semakin menguatkan harapan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut, disampaikannya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Mencari Solusi Permanen Penanganan Karhutla di Wilayah Provinsi Jambi di Balai Prajurit Korem 042/Gapu Jambi, Selasa (20/10).
Wilayah Provinsi Jambi dengan solusi permanen penanganan karhutla terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi terutama karhutla yang disebabkan oleh aktivitas yang bermotifkan ekonomi menjadi penekanan Presiden Republik Indonesia.
"Presiden menyampaikan, bahwa 99 persen karhutla disebabkan oleh ulah manusia. Sehingga, membutuhkan pengendalian atas unsur kesengajaan dari aktivitas tradisional kegiatan membuka lahan serta aktivitas-aktivitas ekonomi lainnya," kata Ardy Daud.
Diperkirakan 4,9 persen luas hutan gambut di Indonesia berada di Provinsi Jambi, sekitar 617.562 hektar dan sebagian besar di antaranya memiliki potensi atau rawan terhadap kebakaran antara lain karena aktivitas manusia dan lahan gambut yang terganggu sehingga mudah terbakar.
ADVERTISEMENT
"Hutan gambut yang terbesar membentang dari Tanjung Jabung Timur-Tanjung Jabung Barat dan Muara Jambi menjadi perhatian bagi kita semua," ungkap Ardy Daud.
Menurutnya, pada tahun 2015 bencana yang menyebabkan terbakarnya 19.528 hektar lahan menjadikan kabut asap yang menutupi wilayah Jambi dan wilayah sekitarnya bahkan juga disebutkan melintas batas negara Singapura dan Malaysia dan pada tahun 2019 terjadi kembali kebakaran yang cukup besar 11.736 hektar.
"Ini yang perlu kita cermati ke depan terkait dengan indikasi proses alam, sehingga ini tidak menjadi semacam siklus lima tahunan yang berkelanjutan dan tahun 2020 pemerintah daerah telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Karhutla tertanggal 29 Juni-26 September 2020," jelasnya.
Terkait status Siaga Darurat, di Jambi sudah diperpanjang hingga 31 Oktober ini, untuk mengantisipasi munculnya hotspot di beberapa daerah yang curah hujannya belum merata serta langkah antisipasi lainnya.
Kebakaran hutan di Indonesia. Foto: CIFOR/Flickr
Berdasarkan data BPBD Provinsi Jambi mulai tanggal 1 Januari-17 Oktober 2020 tercatat luas karhutla terjadi di 558,43 hektar jika dibanding data tahun 2019 menurun cukup signifikan.
ADVERTISEMENT
"Data kebakaran menurun cukup signifikan tapi menuntut kewaspadaan kita semua," tegas Pjs. Gubernur Jambi.
Ardy Daud menyikapi serta mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua unsur terkait yang telah melakukan langkah-langkah antisipasi di lapangan yang dilakukan dan telah bekerja satu bulan sebelumnya dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, dan instansi terkait.
"Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh instansi terkait, yang lakukan isolasi daerah terbakar agar tidak merambat, pendinginan area terbakar, dan patroli darat dan juga operasi udara melalui heli water bombing, teknologi modifikasi cuaca kerja sama BPBD BPPT dan Kementerian Lingkungan Hidup," ucapnya.
Selain itu, Ardy Daud juga mengharapkan kepada semua pihak yang tergabung dalam tim untuk mengoptimalkan pencegahan dan pengendalian karhutla. Melalui forum ini, membuahkan pemikiran serta konsep masukan yang konstruktif dikembangkan menjadi alternatif solusi dalam penanganan secara permanen karhutla.
ADVERTISEMENT