Manik Manik Sebalik Sumpah, Aksesoris Khas Orang Rimba

Konten Media Partner
26 Oktober 2019 23:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksesoris khas Orang Rimba dalam bentuk kalung dan gelang. Foto: ist
zoom-in-whitePerbesar
Aksesoris khas Orang Rimba dalam bentuk kalung dan gelang. Foto: ist
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jambikita.id - Manik-manik Sebalik Sumpah yang kini banyak dijadikan aksesoris di semua kalangan, berupa gelang dan kalung dari Orang Rimba alias suku anak dalam (SAD) di Jambi bakal dijadikan cendramata terpopuler dalam ajang Anugrah Pesona Indonesia (API) 2019.
ADVERTISEMENT
Hasil karya dari Suryadi Yet, pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sarolangun itu, terus dipromosikan dalam aksesoris yang diberi nama Sebalik Sumpah.
"Sekarang masuk ke nomor 3 nominasi, mudah-mudahan ini bisa membawa nama baik Sarolangun dan umumnya Provinsi Jambi ke Kancah Nasional," kata Mantan Camat Air Hitam ini saat dikonfirmasi Jambikita.id, Sabtu (26/10).
Suryadi menceritakan asal muasal Sebalik Sumpah. Kisahnya berawal dari buah Lerok Melong, pada zaman dahulu kala setiap orang rimba yang hendak mandi, menggunakan manik-manik, namanya ada manik radang dan manik cacing.
"Jadi suatu ketika ada orang rimba yang tidak mempunyai manik-manik itu, maka dipakailah buah (Sebalik Sumpah) itu, baik di leher, tangan, maupun digelangkan di kaki lalu dibawa lah mandi," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut sejarah yang ia peroleh, ungkap Suryadi, ternyata kalung di leher, di tangan dan di kaki itu, masih dipakai oleh anak orang rimba sampai dengan dia berusia 10 tahun sehingga mendapatkan teguran (dimarah) oleh para tetua orang rimba di sana.
"Kau koh, awak lah besak masih makai buah (Sebalik Sumpah) koh, lalu, disumpah matilah (kau) kagek (nanti). Nah sehari sampai dua hari yang menyatakan sumpah itu tadi, malah meninggal," katanya menirukan cerita yang ia dapat.
Seiring waktu berjalan kurang lebih 7 tahun lalu, menurut sejarah dari Temenggung Tarif yang dikenal Haji Jalani, siapa yang menggunakan Sebalik Sumpah itu diyakini ketika ada yang memberikan do'a yang kurang baik (menyumpahi) terhadap seseorang, maka sumpah tersebut akan kembali kepada dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
"Maka dinamai lah buah Lerok Melong itu buah Sebalik Sumpah, selain guna tangkal sumpah, buah itu juga diyakini sama orang rimba untuk menangkal dan jaga diri dari hal hal ghaib, bagi masyarakat umum yang memakainya, itu bagi mereka sebagai lambang persaudaraan," jelasnya.
Dengan adanya aksesoris itu, tentunya dapat mengangkat perekonomian orang rimba.
Akan tetapi, buah Lerok Melong tersebut hanya bisa dipanen setahun sekali, yaitu hanya terdapat di Air Hitam Kabupaten Sarolangun yang tumbuhnya di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas dan di beberapa daerah seperti Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari sampai ke Talang Mamak Riau.
"Terkenal itu memang buah Sebalik Sumpah yang ada di Air Hitam, banyak. Makanya yang tahu sejarah soal Sebalik Sumpah hanya orang rimba Air Hitam," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Saking giatnyamemperjuangkan Sebalik Sumpah, Suryadi pun memposting dirinya yang tengah memakai aksesoris tersebut di media sosial pribadi miliknya.
Ia berpakaian layaknya orang rimba dengan tidak menggunakan baju, hanya celana, serta mengalungkan manik - manik Sebalik Sumpah di leher dan gelang di tangan.
"Kenapa seperti itu? ya karena memang itu lah orang rimba adanya, natural. Karena memang tidak menggunakan baju, mereka menggunakan baju itu ketika mereka keluar dari permukiman saja," tambahnya. 
Suryadi berharap agar kiranya seluruh masyarakat yang ada di Provinsi Jambi dapat memberikan dukungan dengan cara KETIK API 6H KIRIM KE 99386. Poling tersebut akan ditutup sampai dengan 30 Oktober 2019 mendatang.
"Alhamdulillah untuk penjualan terus meningkat, ada yang jual di Jakos, Muaro Jambi. Pengrajin sendiri gabungan, ada dari masyarakat biasa dan ada memang dari orang rimba Air Hitam, tapi buahnya memang dari orang rimba," katanya.
ADVERTISEMENT