Membuat Karya Seni Abstrak Berukuran Raksasa dari Tanaman Resam

Konten Media Partner
27 September 2020 22:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

KILAU ART STUDIO MELIBATKAN 50 PENGRAJIN LOKAL

Tim Kilau Art Studio tengah mengayam tanaman resam. (Foto: M Sobar Alfahri)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Kilau Art Studio tengah mengayam tanaman resam. (Foto: M Sobar Alfahri)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Tanaman resam, dari jenis pakis (dicranopteris linearis) yang banyak tumbuh di Jambi, kini dikembangkan jadi karya seni abstrak berukuran raksasa oleh kelompok Kilau Art Studio.
ADVERTISEMENT
Jika selama ini, resam banyak dibuat sebagai kerajinan seperti tikar, topi, tas, dan kerajinan lainnya. Kini Kilau Art Studio mencoba membuatnya menjadi karya seni yang bernilai tinggi dan bisa mendunia.
Sebanyak 10 seniman asal Jakarta yang tergabung dalam Kilau Art Studio, berkolaborasi dengan 50 pengrajin di Kabupaten Muaro Jambi membuat tanaman resam menjadi karya seni yang bisa diterima secara global.
Pembuatan karya seni dari tanaman resam ini mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai serangkaian fasilitas bidang kebudayaan (FBK).
Setelah memperoleh dukungan itu, barulah Kilau Art Studio melakukan studi pustaka dan riset tentang kerajinan resam, serta membentuk kolaborasi dengan Komunitas Pengrajin Resam di Jambi, sebanyak 50 orang.
“Kami menurunkan tim untuk riset atau mengkaji material resam. September, tim sudah datang ke Jambi, untuk mengetahui potensi yang ada,” ungkap Saipul, Ketua Kilau Art Studio, Minggu (27/9).
Tanaman resam akan dibuat dalam bentuk karya seni berukuran raksasa. (Foto: M Sobar Alfahri)
Memasuki pertengahan bulan September tahun 2020, pembuatan karya seni dimulai dengan dibangun di sekitar kawasan Candi Muarajambi. Targetnya selesai dalam tiga puluh hari.
ADVERTISEMENT
Saipul mengatakan karya yang dibuat berukuran raksasa dan bersifat abstrak. Secara simbolik menunjukan keselarasan.
“Kita gagas bagaimana lenturan dari ekspresi karya ini. Kita harapkan bisa dinamis dengan masyarakat sekitar,” kata Saipul.
Karya ini merupakan bentuk pemanfaatan material lokal, supaya tidak terkurung dalam lokalitas dan tembus di kancah internasional. Lalu, dapat menjadi referensi dalam pemilihan bahan untuk pembuatan karya seni.
“Bagaimana pemanfaatan material lokal bisa menjadi material kreatif untuk wilayah manapun. Bukan hanya berpikir untuk nasional, tetapi juga untuk internasional. Perlu adanya pemahaman material resam untuk menjadikannya medium ekspresi. Resam memiliki karakter sesuai dengan lokalitasnya. Bisa menjadi informasi dalam pemilihan material untuk karya seni,” tutur Saipul.
Ketua Komunitas Pengrajin Resam, Abdinur yang menjadi pengrajin resam sejak tahun 2004, mengatakan bahwa ia dilibatkan untuk karya gigantik ini, setelah Kilau Art Studio melihat karya seni berbahan resam melalui internet.
ADVERTISEMENT
“Mereka lihat di Youtube. Terus hubungi saya dan mereka mendisain,” kata Abdinur
Abdinur pun mengatakan bahwa material resam mudah didapatkan di sekitar Muaro Jambi. Resam sendiri dapat digunakan untuk kerajinan dengan berbagai bentuk, seperti gelang, cincin, topi dan tas.
"Inikan jenis tumbuhan liar. Hidup dengan sendirinya di alam. Tak usah ditanam. Ada di sekitar Muaro Jambi, Batanghari, Bungo, dan Tebo,” katanya. (M. Sobar Alfahri)