Pemerintah Kaji Penggunaan Aspal Karet di Jambi

Konten Media Partner
26 Juni 2019 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diseminasi aspal karet di Jambi. Foto: Bahara Jati
zoom-in-whitePerbesar
Diseminasi aspal karet di Jambi. Foto: Bahara Jati
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi tengah mengkaji pemanfaatan karet yang lebih besar dalam pembangunan infrastruktur di Provinsi Jambi.
ADVERTISEMENT
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Edy Sutopo mengatakan produksi karet dalam negeri sekitar 83 persen untuk kebutuhan ekspor, namun hanya dalam bentuk karet mentah.
Selanjutnya, sebanyak 17 persen sisanya, barulah untuk konsumsi dalam negeri. Menurutnya, tingginya produksi ekspor dan rendahnya permintaan karet di luar negeri membuat harga karet rendah karena karet di dalam negeri over stock.
"Rendahnya permintaan ekspor karet mentah menyebabkan kelebihan suplai dalam negeri sehingga harga karet turun drastis. Salah satu upaya untuk menstabilkan harga karet adalah dengan meningkatkan konsumsi domestik" katanya, Selasa (25/6/2019).
Dalam meningkatkan konsumsi domestik, Edy mengatakan perlu adanya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, sehingga program pemerintah pusat dapat terlaksana. Dengan menggunakan aspal karet ini, Edy berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani karet.
ADVERTISEMENT
"Semoga dapat meningkatkan kesajahteraan masyarakat dan menjadi nilai tambah karet kita, yang akan memperbesar ekonomi nasional dan daerah, serta meningkatkan infrastruktur jalan," ucapnya. 
Sementara itu, Wakil Bupati Tanjung Jabung (Tanjab) Barat, Amir Sakib mengatakan pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Tanjab Barat membutuhkan biaya besar karena daerahnya berlahan gambut. Namun tidak menutup kemungkinan untuk menjadi sektor uji coba aspal karet di tanah gambut.
"Kalau ada uji coba daerah gambut yang menggunakan aspal karet, kami akan studi banding coba kesana" kata Amir Sakib.
Selain uji coba aspal karet, menurut Amir juga perlu dibuat regulasi yang mampu mengatur secara teknis agar jalan terpelihara dan awet.
"Perlu juga kita buat aturan. Berat beban yang melalui jalan tersebut jangan sampai melebihi tonase yang dapat merusak jalan," katanya. (bahara jati)
ADVERTISEMENT