Perempuan di Jambi Belajar Membuat Pembalut Aman dan Ramah Lingkungan
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Tidak mau bergantung dengan pembalut sekali pakai, sejumlah perempuan belajar membuat pembalut yang aman dan ramah lingkungan. Kegiatan ini berlangsung di kafe Etalase yang terletak di Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, Rabu (23/3).
ADVERTISEMENT
Para perempuan itu terlihat serius membentuk pola dan menjahit. Mereka mengikuti arahan dari relawan Beranda Perempuan.
Nia Siagian, salah satu peserta, mengaku baru pertama kali membuat pembalut berbahan kain. Ia berminat belajar menjahit tersebut, karena ingin menjaga kesehatan. Jika sudah lihai, ia akan mengajarkan ini kepada perempuan di sekitarnya.
"Saya punya tetangga perempuan yang agak kesusahan. Jadi, saya mau jahit di sini," ujarnya.
Ia menyampaikan pembalut kain lebih aman untuk perempuan saat mengalami menstruasi. Harganya pun terjangkau.
Pembalut sekali pakai, kata Nia, tidak aman untuk perempuan. Apalagi kadang perempuan mengganti pembalut 2 kali dalam sehari.
"Sehari perempuan bisa ganti 4 sampai 8 kali pembalut sekali pakai. Yang miskin cuma sampai 2 kali ganti, dan itu berbahaya bagi kesehatan perempuan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, relawan Beranda Perempuan, Anisa Fitri menyampaikan pembalut sekali pakai menggunakan bahan kimia. Tidak aman untuk alat reproduksi perempuan.
Karena itu, Beranda Perempuan menularkan keterampilan tersebut agar semakin banyak beralih menggunakan pembalut yang aman bagi tubuh perempuan, sekaligus ramah lingkungan.
"Kain ini ramah untuk lingkungan, mengurangi penggunaan plastik. Saya sangat berharap kawan-kawan yang menjahit tadi, tidak membeli pembalut sekali pakai. Lalu, memberikan hak pada tubuhnya menstruasi yang sehat," katanya.
Bahan yang digunakan untuk membuat pembalut, kata Anisa, cukup kain yang bisa menyerap. Tidak sulit untuk didapatkan. Pemakaiannya bisa selama 3 hingga 4 tahun.
Pembersihannya juga tidak sulit. Kata Anisa, pembersihan pembalut kain bisa menggunakan sabun cair. Setelah itu, dijemur di hadapan sinar matahari.
ADVERTISEMENT
"Ada sabun khusus. Misalnya tidak ada, sabun cair boleh. Yang penting tidak ada pewangi. Direndam, dan dikucek. Walaupun masih ada sisa pigmen, tetap steril jika sudah kena ultraviolet," pungkasnya.
(M Sobar Alfahri)