Picu Baku Hantam, Pemira di Universitas Muhammadiyah Jambi Ditunda

Konten Media Partner
6 Agustus 2021 19:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perkelahian antar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jambi akibat pemira. (Foto: Jambikita.id)
zoom-in-whitePerbesar
Perkelahian antar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jambi akibat pemira. (Foto: Jambikita.id)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Pemilihan raya (Pemira) Presiden BEM Universitas Muhammadiyah Jambi (UMJ) 2021 - 2022 dengan cara musyawarah, memicu perkelahian antar mahasiswa, Kamis (5/8).
ADVERTISEMENT
Perkelahian itu terekam dalam video berdurasi 22 detik. Dalam video yang dimaksud, tampak para mahasiswa berkelahi dengan memberikan bogem mentah. Sebagian besar memakai almamater bewarna merah tua.
Para mahasiswa yang tidak setuju dengan penyelenggaraan pemira, juga melakukan unjuk rasa hari ini. Mereka bahkan meminta Wakil Rektor III UMJ Siswiyo mundur dari jabatannya.
Wawan Rudi Yanto, Demisioner Ketua PK IMM UMJ, menyampaikan Wakil Rektor III UMJ telah melanggar kesepakatan bersama.
Syarat memiliki sertifikat Darul Aqorm Dasar (DAD) untuk menjadi presiden BEM, tidak diterapkan dalam pemira yang dibuka oleh Wakil Rektor III bersama Dekan UMJ tersebut.
"Tiba-tiba ada pemira tanpa diharuskan memenuhi DAD. Karena kami merasa pemira ini tidak sah, kami ke ruangan atas untuk menghentikan pemira," katanya, Jumat (6/8).
ADVERTISEMENT
Wawan dan rekannya justru diusir saat tiba di lokasi pemira. Terjadilah aksi dorong-mendorong hingga perkelahian. Akibatnya, sebanyak 4 orang dari pihaknya mengalami luka lebam.
Ia pun mengatakan musyawarah itu tidak dibekali surat izin dari Satgas Penanganan COVID-19 Kota Jambi. Makanya, harus dihentikan.
"Bagaimana bisa ada acara kumpul-kumpul hampir 30 orang, tetapi tidak ada surat satgas COVID-19," ujarnya.
Demo yang dilakukan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jambi, Jumat (6/8) sore. (Foto: Jambikita.id)
Sementara itu, Wakil Rektor III UMJ, Siswiyo menyampaikan pemira itu dilakukan, karena presiden BEM sebelumya sudah vakum, serta desakan dari berbagai organisasi di kampus untuk segera mengadakan pemira.
Ia pun mengatakan pemira kali ini menggunakan cara musyawarah. Berbeda dengan pemira pada tahun-tahun sebelumnya.
"Biasanya kita melakukan pemira dengan pemilihan langsung (menyoblos). Karena masih pandemi COVID-19, maka pemiranya dipersembahkan dengan cara musyawarah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Namun, dia tidak bisa memastikan bahwa pemira itu dibekali dengan surat izin dari Satgas Penanganan COVID-19 Kota Jambi. Dia hanya tahu bahwa satgas COVID-19 internal kampus merestui itu.
"Saya belum melihat itu (surat dari Satgas COVID-19 Kota Jambi). Saya pikir koordinasinya cukup dari satgas kampus," katanya.
Ia juga mengatakan dirinya tidak ada lokasi saat perkelahian tersebut berlangsung. Namun, dia bilang sudah berakhir damai dan tidak sampai ke ranah hukum.
Mengenai pemira, kata Siswiyo, penyelenggaraannya ditunda terlebih dahulu, mengingat yang sudah terjadi sebelumnya. Pemira di UMJ kemungkinan akan berlangsung lagi pada tahun depan.
"Kita stop sampai waktu yang belum ditentukan. Insya Allah tahun depan," pungkasnya.
(M Sobar Alfahri)