Sambut Hari Tani Nasional, Gesture Jambi Desak Terwujudnya Reforma Agraria

Konten Media Partner
23 September 2021 22:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gestur Jambi menggelar panggung rakyat. (Foto: Jambikita.id)
zoom-in-whitePerbesar
Gestur Jambi menggelar panggung rakyat. (Foto: Jambikita.id)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Gerakan Suara Tuntutan Rakyat (Gestur) Jambi menggelar panggung rakyat menjelang hari tani nasional besok, Jumat (24/9).
ADVERTISEMENT
Aksi ini berlangsung di depan halaman Kantor Gubernur Jambi, dekat bundaran air mancur. Hadir di sana aktivis pejuang agraria, petani, buruh, aktivis lingkungan, hingga kalangan mahasiswa dari berbagai organisasi. Saat itu ada musikalisasi puisi, monolog, tari, talk show, serta orasi.
Irmansyah, aktivis Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Jambi, menyampaikan kegiatan ini untuk menyambut hari tani nasional. Juga sebagai pengingat perjuangan kaum tani masih belum tuntas.
“Bukan petani namanya jika tidak memiliki tanah. Petani merupakan penyangga kehidupan bangsa. Namun berbagai bentuk praktek kriminalisasi dan ketidakadilan masih terus dialami oleh para kaum tani," tuturnya, Kamis (23/9).
Ados, mahasiswa Lingkar Studi Mahasiswa Marhaenis (LSMM) juga turut bersuara dalam panggung rakyat itu.
“Bung Karno pernah bilang bahwa petani adalah penyangga kehidupan bangsa, tanpa petani negara tidak bisa hidup. Negara tidak bisa berkembang. Makanan yang dinikmati oleh pemerintah adalah hasil keringat para petani," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Frans Dodi selaku Koordinator Wilayah Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Jambi mengatakan pihaknya sangat berharap negara hadir dan melaksanakan reforma agraria sejati.
Pemerintah, kata Dodi, sudah berbicara tentang food estate. Untuk Jambi sendiri informasi sejauh ini ada sekitar 800 ribu hektar lahan yang akan menjadi lahan untuk rencanan itu.
“Namun kita melihat ini sangat kontradiktif. Ke depan perjuangan bagi kaum tani miskin yang sama sekali tidak memiliki lahan akan semakin sulit,” pungkasnya. (M Sobar Alfahri)