Trauma dan Kakinya Belum Sembuh, Siswa SMP di Jambi Masih Harus Dirawat

Konten Media Partner
21 Juli 2022 19:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AK digendong oleh orang taunya saat di Polresta Jambi. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
AK digendong oleh orang taunya saat di Polresta Jambi. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Anak laki-laki berinisial AK (12), siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 17 Kota Jambi, belum kembali mengikuti proses pembelajaran. Korban kekerasan di sekolah itu masih harus melewati serangkaian penanganan medis.
ADVERTISEMENT
Arga, ayahnya AK, menyampaikan bahwa memar yang dialami AK rasa sakitnya mulai hilang. Namun, AK masih kesulitan berjalan kaki, dan harus menggunakan alat.
"Tinggal tulang kaki yang retak yang lagi dalam proses penyembuhan. Ia memakai alat bantu untuk berjalan," ujarnya, kepada Jambikita melalui Whatsapp, Kamis (21/7).
Anak tersebut masih mengalami trauma, sehingga kedua orang tuanya terus memberikan motivasi dan berusaha memulihkan mentalnya. Dengan harapan, ke depannya AK siap masuk sekolah.
"Kita tidak akan membiarkan ini larut. Kita berusaha menghibur juga. Insya Allah sudah mulai pulih. Tapi, pasti diingatnya, akan tertanam di kepala kekerasan itu. Mudah-mudahan, ini bisa jadi pembelajaran," tuturnya.
Dengan demikian, AK sedang melewati proses penyembuhan fisik maupun psikis. "Masih ada beberapa tahapan medis yang harus dijalani. Jadi, masih dalam proses penyembuhan baik secara batin maupun fisiknya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia masih belum mencabut laporan di Polresta Jambi, karena menunggu bentuk pertanggung jawaban orang tua anak yang diduga melakukan kekerasan pada AK.
"Kita tidak punya kekuatan lagi, kecuali surat perdamaian dipertegas. Kalau sudah kita cabut, komitmennya seperti apa?" katanya.
Hingga hari ini, kata Arga, biaya pengobatan masih diurus secara mandiri. Belum dibantu beberapa orang tua anak yang diduga melakukan kekerasan tersebut.
"Untuk hari ini belum, walau kesepakatannya sudah. Ada beberapa orang tua anak, tidak hanya satu," tuturnya.
Ia pun mengaku kecewa kepada Kepala SMP 17 Kota Jambi. "Ada perkataan kepala sekolah yang menyakitkan kita. Seolah-olah kita menyebarkan kebohongan, padahal tidak," katanya.
Sebagaimana berita sebelumnya, AK dikabarkan telah dikeroyok oleh kakak kelasnya, Senin (18/7), setelah menolak disuruh berkelahi dengan teman sekelasnya.
ADVERTISEMENT
Akibat pengeroyokan ini, AK mengalami memar. Bahkan, tulang kakinya mengalami retak sehingga ia kesulitan berjalan. Pihak keluarga yang tidak terima, langsung melapor di hari yang sama.
Namun, pihak sekolah membantah adanya pengeroyokan. Sebab, yang dialami siswa yang baru masuk SMP itu, adalah perkelahian.
Ratih (30), ibu AK, mengatakan bahwa AK sebelumnya dikabarkan telah dikeroyok kakak kelasnya. Akibatnya, anak tersebut mengalami memar, dan tulang kakinya retak.
Namun, setelah proses mediasi, disebutkan AK dilibatkan dalam perkelahian. Sedangkan kakak kelasnya berperan sebagai provokasi.
"Kalau menurut penjelasan di sana, semua anak kumpul. Kakak kelas memprovokasi agar anak kami berkelahi dengan teman kelas tadi. Itulah terjadi perkelahian. Akibatnya, tulang kaki retak. Mata kaki dan bagian tumit retak," ujarnya, Selasa (19/7)
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Tetapi, ia menunggu pertanggung jawaban dari orang tua anak yang melakukan kekerasan itu.
(M Sobar Alfahri)