Turun Omset dan PHK, Sejumlah Pemuda di Jambi Produksi Peti Jenazah COVID-19

Konten Media Partner
27 Juli 2021 15:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembuatan peti di rumah Wendi. Tampak di sana 3 pekerja sedang memebuat 100 peti sesuai pesanan. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita.id)
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan peti di rumah Wendi. Tampak di sana 3 pekerja sedang memebuat 100 peti sesuai pesanan. (Foto: M Sobar Alfahri/Jambikita.id)
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Setelah mengalami pemberhentian hari kerja (PHK) dan usaha mengalami penurunan omset, 4 orang pemuda di Kota Jambi beralih ke pembuatan peti jenazah COVID-19.
ADVERTISEMENT
Wendi, selaku pemilik usaha produksi peti tersebut, sebenarnya memiliki usaha pangkas rambut, dan menerima pesanan membuat kandang hewan.
Namun, sejak pandemi COVID-19, dirinya sedikit sekali menerima pesanan pangkas rambut, karena anak sekolah tidak terlalu membutuhkan jasanya selama pembelajaran secara daring. Dalam satu hari hanya ada 2 sampai 3 orang yang ingin potong rambut.
Di tengah keterpurukan ekonomi, beruntungnya Wendi mendapatkan tawaran membuat 100 peti jenazah COVID-19. Pesanan ini berasal dari pengusaha sekaligus youtuber terkenal di Jambi.
Lantaran pesanan besar itu, Wendi mulai membuat peti jenazah di rumahnya sendiri, terletak di Kelurahan Eka Jaya, Kecamatan Paal Merah, Kota Jambi.
"Mulai bulan ini saya membuat peti jenazah. Lantaran banyak yang nganggur juga," katanya, Selasa (27/7).
ADVERTISEMENT
Dalam proses produksi, Wendi melibatkan tiga orang kenalannya sebagai pekerja. Di antaranya ada pemuda yang berhenti berjualan, karena sepi pembeli. Ada pula korban PHK di salah satu supermarket.
Aryo Harimurti, pekerja dalam tempat produksi peti itu mengatakan pada tahun 2020 dirinya berjualan bakso bakar mengikuti orang tuanya. Namun, memasuki tahun 2021 penjualannya mulai sepi.
"Kemarin sempat berjualan lagi, tapi omsetnya menurun, jadi berhenti," katanya.
Dibandingkan hasil penjualan bakso yang sepi sejak pandemi COVID-19, kata Aryo, bekerja sebagai pembuat peti jenazah cukup membantu perekonomiannya.
"Semoga bisa menghasilkan yang lebih. Dibandingkan jualan bakso kemarin, lumayanlah. Soalnya sejak pandemi COVID-19 sepi," ujarnya.
Tyo juga merasakan hal yang sama. Sebagai korban PHK di supermarket, dirinya terbantu kerena menjadi pembuat peti jenazah.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya ini, saya punya pekerjaan. Kalau bekerja di supermarket itu baru 3 bulan, lalu ada pengurangan pegawai," katanya.
Perlu diketahui, peti jenazah yang dibuat Wendi bersama pekerjanya memiliki 2 tipe. Tipe pertama memilik panjang 2 meter dengan lebar 40 centimeter. Sedangkan tipe kedua memiliki panjang 2 meter dan lebar 60 centimeter.
Kedua tipe peti jenazah tersebut dibuat dengan kayu triplek tebal, dilapisi aluminium coil. Seratus peti yang dibuat bakal dicat dengan warna cokelat.
Dalam satu minggu Wendi bersama pekerjanya sanggup menyelesaikan 10 peti. Namun, mengenai harga dan modal satu peti jenazah, masih enggan diberitahukan.
(M Sobar Alfahri)