Warga Masih Merasakan Dampak Kabut Asap di Jambi

Konten Media Partner
30 Oktober 2019 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat adat masih mengalami dampak dari kabut asap. Foto: ist
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat adat masih mengalami dampak dari kabut asap. Foto: ist
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Kabut asap yang melanda wilayah Jambi memang perlahan menipis, namun dampak kesehatan bagi korban asap terus berkepanjangan. 
ADVERTISEMENT
Terutama bagi masyarakat adat Dusun III Pangkalan Ranjau, Desa Tanjung Lebar, Kecamatan Bahar Selatan, Muaro Jambi  yang berada dekat di wilayah konsesi yang terbakar. 
Kelompok rentan yaitu anak-anak di Dusun Pangkalan Ranjau hingga saat ini  masih mengalami batuk pilek dan sekitar 40 anak mengalami iritasi mata yang disebabkan asap dari kebakaran hutan dan lahan. 
Kebakaran di wilayah konsesi perusahaan juga meluas hingga ke kebun pangan masyarakat, bahkan sekitar 16 rumah warga yang mayoritas terbuat dari papan juga turut terbakar.
Sebagai bentuk dukungan untuk pemulihan korban Asap, Para relawan antara lain dari Beranda Perempuan, Inspera, Front Mahasiswa Nasional, Seniman Bebas, Mapala Gitasada, Relawan Mandiri, yang tergabung dalam Jambi Darurat Asap melakukan penggalangan donasi dan penyaluran bantuan ke Pangkalan Ranjau dan sekitarnya. 
ADVERTISEMENT
Terhitung sejak Agustus hingga di akhir bulan Oktober, tim relawan Posko Jambi Darurat Asap telah melakukan empat kali tahapan pendistribusian bantuan berupa obat-obatan, masker, oksigen dan juga baju layak pakai.
Muhadi Fadly selaku Kordinator Posko mengatakan, seluruh bantuan dari para donatur diprioritaskan untuk masyarakat adat Dusun Pangkalan Ranjau dan masyarakat sekitarnya.
Karena, menurutnya, di sana sama sekali tak ada layanan kesehatan dari pemerintah yang mendekatkan akses kepada masyarakat. 
"Bahkan warga harus menempuh jarak 20 kilometer atau menempuh 1,5 jam perjalanan dari tempat tinggal mereka ke Puskemas," kata Fadly, Rabu (30/10).
Herlin, Relawan Posko dari Beranda Perempuan juga menambahkan perempuan di dusun Pangkalan Ranjau memiliki tradisi memungut dan meramu obat dari hasil hutan untuk mengobati peyakit anak-anak mereka, namun sekarang semua musnah terbakar.
ADVERTISEMENT
"Sehingga anak-anak banyak sakit dalam waktu yang lama," katanya. 
Berdasarkan hasil temuan tersebut, Posko Jambi Darurat Asap mendesak kepada pemerintah untuk memberikan layanan cek kesehatan dan pengobatan gratis secara berkala kepada korban asap di Dusun Pangkalan Ranjau dan Warga di desa sekitarnya.