Berhentilah Menambah Kotoran

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership, Founder Akademi Trainer www.KubikLeadership.com. Ia juga pebisnis dan penulis 10 buku di Gramedia dan Mizan. Mentor banyak tokoh
Konten dari Pengguna
13 September 2017 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jamil Azzaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Manusia (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Manusia (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Manusia adalah pembawa kotoran yang berjalan. Cobalah perhatikan, yang keluar dari hidung namanya ingus alias umbel. Yang keluar dari telinga, "kopok." Yang keluar dari mata, "belek." Yang keluar dari badan, keringat beserta aromanya. Silakan Anda amati yang keluar dari tempat lain, kebanyakan adalah kotoran.
ADVERTISEMENT
Bandingkan dengan yang keluar dari tanaman. Daun gugur menjadi humus yang menyuburkan. Dari proses fotosintesis keluarlah oksigen yang menyegarkan bumi dan dibutuhkan manusia. Bunga yang mekar indah dipandang. Buah yang dihasilkan nikmat untuk untuk disantap.
Maka jangan tambah lagi kotoran yang keluar dari diri kita. Sudah cukup banyak kotoran yang kita hasilkan. Tumbuhkan rasa malu bila kita harus mengeluarkan kotoran tambahan. Mari kita berlomba memperbanyak kebaikan yang bisa kita keluarkan.
Pastikan hal-hal yang bisa kita kendalikan keluarnya adalah sesuatu yang berguna. Mulut menghasilkan kata, maka berlatihlah untuk selalu mengeluarkan kata yang positif dan bermafaat. Pilihlah kata-kata yang menginspirasi, memotivasi, menyemangati, meredam amarah, menasehati dan kata-kata positif yang lainnya.
Bila tak bisa berkata baik, diamlah. Ingatlah sudah banyak kotoran yang kita keluarkan. Selain itu perlu Anda tahu, semakin banyak kata kotor yang Anda keluarkan ternyata Anda semakin sulit untuk mendengar ilmu dan nasehat. Padahal Anda tahu, keengganan menerima ilmu dan nasehat itu adalah pangkal kesombongan.
ADVERTISEMENT
Berusahalah pula agar yang kita hasilkan dari tangan dan kaki adalah sesuatu yang bernilai. Tangan bisa menghasilkan banyak karya dan tulisan. Coba rencanakan, karya-karya apa yang akan dihasilkan dari tangan Anda. Ingat, tangan kelak bisa "bicara" menjadi saksi atas semua hal yang kita lakukan.
Sudah banyak kotoran yang kita keluarkan dari tubuh kita. So, jangan tambah lagi kotoran-kotoran baru. Kita ini adalah manusia yang beradab dan punya martabat. Kita bukanlah makhluk hidup yang hanya bisa mengeluarkan kotoran yang menjijikan.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership (www.kubik.co.id)