Waspada dengan Ucapan

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership, Founder Akademi Trainer www.KubikLeadership.com. Ia juga pebisnis dan penulis 10 buku di Gramedia dan Mizan. Mentor banyak tokoh
Konten dari Pengguna
5 Juli 2017 8:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jamil Azzaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hati-hati dengan lisanmu (Foto: Daily Mail)
zoom-in-whitePerbesar
Hati-hati dengan lisanmu (Foto: Daily Mail)
ADVERTISEMENT
Kata-kata yang terucap itu mencerminkan isi pikiran dan hati seseorang. Jadi, kurang tepat bila ada yang berkata "Kata-kata saya memang kasar dan keras tetapi hati saya lembut." Itu pelajaran mengarang, hehehe. 
ADVERTISEMENT
Ibarat teko, yang tertuang itu mencerminkan isinya. Teko isi susu saat dituang keluarlah susu. Teko isi air comberan maka saat dituang keluarnya air comberan.
Selain itu, kata-kata yang terucap juga mempengaruhi sel-sel dan hormon-hormon dalam tubuh kita. Coba katakan, "Wah, jeruk ini asam banget ya ampun! Rasa asamnya sampai ubun-ubun. Ini jeruk terasam yang pernah saya makan. Pernah makan jeruk asam? Bagaimana rasanya?" Membaca kata-kata itu, Apa yang Anda rasakan? Pasti Anda merakan sesuatu.
Karena kata-kata berpengaruh besar dalam hidup kita, maka pastikan kita harus lebih sering mendengar kata-kata yang positif dibandingkan dengan yang negatif, termasuk hati-hatilah tehadap apa yang Anda ucapkan karena itu mempengaruhi orang-orang di sekitar Anda. Kisah berikut semoga bisa menjadi pelajaran.
ADVERTISEMENT
Seorang lelaki naik kereta api dari Bogor menuju Jakarta. Ia duduk di dekat seorang ibu yang sedang merayu anaknya makan pizza herbal yang diperoleh dari sahabatnya. Karena berbagai rayuan tidak berhasil maka sang ibu menggunakan jurus pamungkas "Ayo, anakku makan pizza ini, nanti kalau tidak mau makan pizza ini mama kasih ke om yang disebelah ini lho." Mendengar rayuan itu, lelaki ini tersenyum. Aroma pizza yang begitu nikmat akhirnya menggoda perutnya.
20 menit berlalu, aroma pizza itu semakin menggoda namun sang anak belum juga mau makan pizza itu. Maka, entah untuk yang keberapa kali sang ibu berkata "ayo dong anakku, pizza ini dimakan. Nanti kalau gak mau makan, pizza ini mama kasih ke om di sebelah, lho."
ADVERTISEMENT
Aroma pizza itu semakin menggoda, maka pemuda itu pun memberanikan diri berkata "Bu, tolong ambil keputusan segera. Sebab seharusnya saya sudah turun di tiga stasiun sebelumnya."
Hehehehhehehe. Selamat beraktifitas, jangan nungguin pizza yang tidak jelas...
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership (www.kubik.co.id)