SSS#6: Atomisme Logis Bertrand Russell

Jan Ekklesia
Sosiolog dan Pendiri GEMA Politik Indonesia
Konten dari Pengguna
20 November 2021 6:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jan Ekklesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
SSS#6: Atomisme Logis Bertrand Russell. Sumber: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
SSS#6: Atomisme Logis Bertrand Russell. Sumber: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Halo, teman-teman Kumparan! Tulisan ini merupakan konten dari Self, Social, Society (SSS). Tulisan ini secara garis besar akan membahas mengenai para tokoh sosial/hukum/politik/psikologi dan teorinya, dikemas dalam bentuk series, sederhana, dan mudah dimengerti.
ADVERTISEMENT
Bertrand Russell (1872-1970) adalah seorang filsuf, epistemolog dan seorang matematikawan asal Inggris. Karena kehebatannya dalam bidang filsafat analitis, dirinya dikenal sebagai pencipta atomisme logis bersama George E. Moore (1873-1958) dan Ludwig Wittgenstein (1889--1951). Istilah atomisme logis ditemukan oleh Russell dalam karyanya yang berjudul Contemporary British Philosophy yang terbit pada tahun 1924. Atomisme logis dipengaruhi oleh filsuf Skotlandia, David Hume. Selain itu, Atomisme logis adalah hasil kritik dari aliran besar filsafat idealisme (neohegelianisme).
Baik Russell maupun Moore menolak neohegelianisme karena aliran tersebut telah menyimpang dari logika ilmiah. Filsafat analitis kemudian melahirkan kecenderungan filsafat yang bercorak logosentrisme. Maksudnya, filsafat bercorak logosentrisme berkaitan erat dengan bahasa, teks, isi, pemikiran, kata, dan pembicaraan. Sebenarnya, salah satu penyebab lahirnya filsafat analitik karena adanya kekacauan bahasa filsafat yang disajikan dengan bahasa yang membingungkan, semakin jauh dari makna sebenarnya (genus). Filsafat analitis merupakan suatu metode untuk menguraikan, menjelaskan, dan menguji kebenaran ungkapan-ungkapan filosofis. Salah satu upayanya adalah menguji kebenaran filosofis lewat bahasa sebagai sarana fungsi kognitif. Bahasa adalah sarana manusia untuk menjelaskan proposisi-proposisi, teori, dan konsep dalam pikirannya, yang kemudian dapat dilacak kebenarannya secara rasional.
ADVERTISEMENT
Russell kemudian mengembangkan atomisme logis yang menyatakan bahwa bahasa dapat dipecah menjadi proposisi atomik atau proposisi dasar melalui teknik analisis logis atau dasar. Kaum atomisme menyatakan bahwa bagian terkecil dari suatu bahasa dapat menggambarkan suatu realitas. Atomisme ditunjukkan dalam dimensi logika (formal), bukan atom secara fisik. atomisme logis bekerja secara partikular, seperti: warna suara, unsur predikat, satuan relasional, dan lain-lain. Russell juga menyatakan adanya corak logis (logical types) pada dua benda atau realitas. Misalnya antara Burung Kolibri dengan Burung Unta. Keduanya memiliki corak logis yang sama karena sama-sama burung.
Tujuan atomisme logis adalah menjelaskan hakikat bahasa dan realitas. Bahasa, seperti yang dijelaskan di atas, memiliki fungsi informatif, ekspresif, direktif, seremonial, dan performatif. Bahasa menyatakan muatan informasi komunikasi serta memberikan argumen-argumen (menggambarkan dunia fakta atau realitas). Oleh sebab itu, Russell menilai bahwa bahasa sehari-hari belum cukup sebagai acuan analisis. karena memang bahasa merupakan suatu cermin dari kenyataan, tetapi agar cermin ini berfungsi dengan baik, maka bahasa harus disempurnakan.
ADVERTISEMENT
Bahasa yang secara logis sempurna terdiri dari unsur yang disebut atom-atom logis yang merupakan suatu deskripsi dari fakta-fakta atomis. Menurut Yarmani, atomisme logis berfungsi sebagai penjelas dan interpretasi dari makna-makna khas suatu kalimat.
Di Eropa, aliran atomisme telah mulai muncul pada abad ke-5 SM yang diperkenalkan oleh Leukippos dan Democritus. Penganut atomisme menyakini bahwa seluruh jagad raya dibentuk oleh atom-atom yang tidak dapat dibagi dan berlawanan satu dengan yang lain. Maka, penting sekali untuk mendalami atomisme logis sehingga kita memiliki landasan kebenaran untuk menguji bahkan menginterpretasi makna bahasa dalam setiap kalimat yang diucapkan manusia.
***
(JME)