Belajar ke Bang Jarwo di Dolly, Bule ini Jual Tempe di Bulgaria

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
25 Maret 2019 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kiril Georgiev saat belajar membuat tempe bersama Jarwo Susanto
zoom-in-whitePerbesar
Kiril Georgiev saat belajar membuat tempe bersama Jarwo Susanto
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Tempe 'Bang Jarwo' cukup dikenal. Bahkan, beberapa warga asing menimba ilmu cara pembuatan tempe ke Jarwo Susanto yang tinggal di lingkungan eks lokalisasi Dolly,
ADVERTISEMENT
Kiril Georgiev, salah satunya. Warga Negara Bulgaria ini menyempatkan diri mengunjungi kampung sempit di Kupang Gunung Tembusan 2/6, Surabaya hanya untuk melihat dan belajar pembuatan tempe 'Bang Jarwo'.
Datang bersama istrinya, Esther Tunova Georgieva, Kiril melihat dengan seksama cara Jarwo membuat tempe. Kepada Jarwo, Kiril mengaku belajar membuat tempe untuk dijual lagi di Bulgaria.
"Katanya dia mau produksi untuk dijual di sana (Bulgaria)," ujar jarwo kepada jatimnow.com, Senin (25/3/2019).
Jarwo menambahkan, berdasar hasil komunikasinya dengan Kiril, tempe hasil produksinya dijual di Bulgaria dengan harga 1,5 Euro atau sekitar Rp 30 ribu. Sedangkan Jarwo menjual dengan harga Rp 2 ribu perpotongnya.
"Mahal di sana harga tempe. Kalau di sini murah," kata Jarwo tersenyum.
Menurut Jarwo, Kiril sangat antusias dan mencatat semua proses proses pembuatan.
ADVERTISEMENT
"Sampai waktu (peragian) pun dicatat, katanya nggak boleh lebih dan berkurang. Suhu juga diukur," jelasnya.
Jarwo mengaku bangga sekaligus senang bahwa warga Surabaya dapat menularkan ilmu kepada warga negara asing dan berkunjung ke kampungnya.
"Seneng ya. Kita dihargai dan bule itu mau masuk ke kampung sempit di Surabaya," jelasnya.
Usaha pembuatan tempe milik Jarwo sendiri bermula saat penutupan lokalisasi Dolly yang digagas oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 2014 silam.
Jarwo yang kala itu membuka usaha warung kopi di depan sebuah wisma menentang rencana penutupan dan bergabung dalam kelompok penolakan.
Pemkot Surabaya memang komitmen membelajari warga yang terdampak penutupan lokalisasi prostitusi Dolly. Dari kawasan yang sudah ramah anak inilah lahir aneka produk warga.
ADVERTISEMENT