BPCB Jatim Teliti Penemuan Situs Saluran Air Kuno di Pasuruan

Konten Media Partner
4 Januari 2021 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BPCB Jatim Teliti Penemuan Situs Saluran Air Kuno di Pasuruan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan peninjauan terkait ditemukannya situs saluran air kuno yang bermaterialkan struktur bangunan batu bata di Dusun Blimbing, Desa Bulusari, Kabupaten Pasuruan, Senin (4/1/2020).
ADVERTISEMENT
"Setelah kami lakukan penelitian, struktur bangunan yang dilaporkan masyarakat pada Kamis 24 Desember lalu itu memang menunjukkan kriteria sebagai objek yang memang diduga cagar budaya berupa struktur saluran air kuno," jelas Ketua Tim Penelitian dari BPCB Jatim, M Ichwan.
Dari pengukuran menggunakan GPS, Ichwan mengatakan jika struktur terowongan air itu berada di sekitar 25 meter di atas sungai dan berada di bawah lereng persawahan serta terlihat sepanjang 160 meter membujur dari sisi arah selatan dan utara.
"Dari pengukuran GPS tadi sekitar 160 meter, ini masih berlanjut ke arah selatan dan utara. Ini perlu diketahui mana pangkalnya dan mana ujungnya," ungkapnya.
Berdasarkan hasil pengukuran dalam penelitian tersebut, tinggi bangunan terowongan saluran air kuno itu setinggi 150 sentimeter dan lebarnya sekitar 140 sentimeter. Untuk lebar cekungan di sisi tengah bangunan yang berfungsi sebagai saluran air adalah sepanjang 44 sentimeter.
ADVERTISEMENT
Bata yang digunakan sebagai material bangunan pun cukup tebal. Dari hasil pengukuran yang dilakukan Ichwan, bata tersebut setebal 8 sentimeter dan 9 sentimeter. Sedangkan panjangnya sekitar 39 sentimeter dengan lebar 22 sentimeter.
"Untuk ukuran panjangnya ini sampai mana kita belum mengetahui secara pasti. Begitu pun juga bentuk bangunannya, oleh karena itu perlu dilakukan ekskavasi, kajian, untuk menunjukkan ukuran, bentuk, maupun konteks kesejarahan," bebernya.
Ichwan menilai jika temuan situs saluran air kuno ini cukup luar biasa, sebab ada hubungannya dengan kearifan lokal nenek moyang pada masa lalu terkait dengan manajemen saluran air.
Terkait periodisasi bangunan, Ichwan tidak mau asal komentar. Namun dari pengamatan bentuk batu bata yang cukup besar, ada dua kemungkinan yang bisa saja terjadi.
ADVERTISEMENT
Pertama, bangunan saluran air itu dibangun pra kerajaan Majapahit. Dan kedua, dibangun tepat saat era kerajaan Majapahit.
"Ukuran batu batanya cukup tebal, apakah itu pra masa Majapahit atau kah masa Majapahit, ini kan perlu kajian lanjutan. Selain itu, kalau dilihat dari lingkungannya memang di situs ini tidak jauh dari situs Prasasti Cungrang, situs Raos Pecinan, dan Candi Belahan. Sampai saat ini kami belum bisa memastikan," lanjutnya.
Terkait jadwal ekskavasi, ia menyebut jika BPCB akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan dan Desa Bulusari.
"Untuk jadwal kapan dilakukan ekskavasi, kita akan berkoordinasi dulu," pungkasnya.