Guru di Blitar Mogok Mengajar, Beberapa Kelas Diliburkan Bergantian

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
24 September 2018 14:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Guru di Blitar Mogok Mengajar, Beberapa Kelas Diliburkan Bergantian
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Aksi mogok mengajar yang dilakukan para Guru Tidak Tetap (GTT) di berbagai wilayah di Kabupaten Blitar membuat kegiatan belajar mengajar terganggu. Para GTT berencana menggelar aksi ini selama dua hari ke depan.
ADVERTISEMENT
Terganggunya kegiatan belajar mengajar di wilayah Blitar akibat aksi mongok mengajar ini diakui oleh Dinas Pendidikan.
"Kalau dikatakan mengganggu, ya sangat mengganggu. Ya kami minta supaya nggak usah lama-lama lah. Kalau sudah selesai ya bisa mengajar kembali," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar, Budi Kusumarjaka, Senin (24/9).
Baca Juga:
Para guru yang berstatus ASN kini harus merapel sejumlah kelas agar proses KBM tidak lumpuh. Meskipun begitu, diakui Budi, hal ini juga tidak akan maksimal. Dari laporan yang dihimpun di lapangan, ada SD Sumberasri 3 diliburkan secara bergantian. Ini imbas dari aksi mogok kerja oleh para GTT.
ADVERTISEMENT
Tak ada yang bisa diperbuat oleh Pemkab Blitar. Sebab ketentuan rekruitmen ASN ada di Pemerintah Pusat.
"Kami akan salurkan aspirasinya. Karena rekrutmen itu kewenangan dari pemerintah pusat. Kami juga berupaya mengajukan banyak, tapi nyatanya yang dibuka masih belum realistis dengan kondisinya," ujar Budi.
Diketahui, pada Senin (24/9) pagi, para GTT di sejumlah wilayah di Kabupaten Blitar menggelar aksi mogok mengajar. Selain berorasi, beberapa di antaranya juga menggelar aksi long march.
Secara umum GTT meminta agar Pemerintah merevisi Permenpan-RB No. 36 tahun 2018 terkait batasan usia bagi rekruitmen ASN. Termasuk memperhatikan honor yang diterima.
Budi menambahkan, bila kondisi ini terus dibiarkan, proses pendidikan belajar mengajar akan berhenti.
"Karena kekurangan guru dan Kepala Sekolah kita sangat besar. Bahkan kalau ini terus dibiarkan, ditambah banyak guru yang pensiun dan rekruitmen hanya sedikit, bisa kolaps," kata Budi.
ADVERTISEMENT