Kepentingan Masyarakat di Tengah Mitigasi Bencana

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
10 Oktober 2019 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wagub Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih usai Seminar Nasional Antisipasi dan Penanganan Bencana, Rabu (8/10/2019)
zoom-in-whitePerbesar
Wagub Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih usai Seminar Nasional Antisipasi dan Penanganan Bencana, Rabu (8/10/2019)
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Sebuah seminar membahas Antisipasi dan Penanganan Bencana digelar di Aula Garuda Mukti lantai 5, Kantor Manajemen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menjadi salah satu pembicara dalam seminar nasional itu.
ADVERTISEMENT
Seminar nasional itu digelar pada Rabu (8/10/2019). Seminar itu juga dihadiri sivitas akademika Unair serta perwakilan dari berbagai instansi terkait bencana yang ada di Jawa Timur.
Dalam paparannya, Wagub Emil mengungkapkan bahwa urusan mitigasi bencana seharusnya tidak hanya melalui pendekatan unisektoral saja, tetapi juga pendekatan multikultural dan multisektoral. Artinya, seluruh stakeholder harus terlibat di dalamnya, baik sektor pemerintahan hingga perguruan tinggi.
"Seyogyanya seluruh stakeholde baik di lingkungan pemerintahan maupun sektor lain, utamanya perguruan tinggi, harus jadi presser group untuk mendorong agar mitigasi bencana ini mendapat perhatian," ungkap Wagub Emil.
Ia menjelaskan, ada hambatan yang dialami oleh pemerintah dalam melakukan upaya pencegahan bencana. Salah satu sebabnya yaitu kurangnya dukungan dari masyarakat. Menurutnya, dalam melakukan mitigasi bencana, masih ditemui kepentingan masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, ada isu hutan lindung yang kini ditanami kopi di wilayah Jawa Timur. Pemerintah daerah menginginkan 20 persen wilayah tersebut agar ditanami tanaman makadamia untuk mempertahankan tutupan hutan lindung dan mencegah bencana longsor. Namun, penduduk setempat menolaknya.
"Kita berniat untuk menanam tanaman makadamia sebanyak 20 persen di wilayah itu untuk mencegah longsor. Tapi ditolak masyarakat di sana alasanya merugikan mereka," ungkap Wagub Emil.
"Di situ kita butuh sosial analisis untuk menjelaskan kepada masyarakat dengan baik tentang upaya mitigasi bencana ini," tambahnya.
Di Jawa Timur, menurut Wagub Emil, sudah dijalankan beberapa program untuk mitigasi bencana. Salah satunya dengan meningkatkan jumlah Kampung Siaga Bencana (KSB). Tujuannya, untuk mempersiapkan masyarakat bila terjadi bencana.
ADVERTISEMENT
Ia berharap, seminar ini akan berdampak nyata terhadap pengurangan dampak dari bencana dan menjaga kemaslahatan masyarakat.
"Semoga apa yang dibahas di seminar, akan memiliki dampak nyata pada penurunan jumlah risiko bencana yang timbul," tutupnya.