Kisah Haru Rumini dan sang Ibu di Balik Erupsi Gunung Semeru

Konten Media Partner
7 Desember 2021 16:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Haru Rumini dan sang Ibu di Balik Erupsi Gunung Semeru
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Lumajang - Kesedihan masih tampak terlihat di wajah Imam Syafii (30). Dia masih ingat betul betapa manja Rumini (28), istrinya, sebelum ditemukan tewas memeluk Salamah (71), ibunya akibat erupsi Gunung Semeru.
ADVERTISEMENT
Jenazah Rumini dan ibunya ditemukan dalam posisi berpelukan, tertimbun abu vulkanik erupsi Gunung Semeru di dalam rumah mereka Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang pada Minggu (5/12/2021).
Imam bercerita, pada Sabtu (4/12/2021) pagi, dia pamit bekerja untuk menambang pasir di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Namun sore harinya, Gunung Semeru erupsi.
"Ketika saya pulang, rumah sudah tertimbun abu vulkanik. Saya cari istri, anak dan ibu mertua katanya sudah diselamatkan," ungkap Imam saat ditemui jatimnow.com, Selasa (14/12/2021).
Namun setelah itu, Imam mencoba mencari di titik evakuasi, dia tidak menemukan istri dan mertuanya. Dia hanya mendapati Zaki Pratama (4), anak semata wayangnya bersama keluarga besar.
"Kemudian kami mencari lagi ke rumah, tapi tidak ketemu. Dan pada Minggu pagi, kakak ipar saya ini yang mengetahui ada kaki. Setelah kita bongkar debunya, ternyata istri saya memeluk ibu mertua dalam kondisi meninggal. Posisinya di dapur," sambung Imam.
ADVERTISEMENT
Setelah dievakuasi, jenazah keduanya dimakamkan hari itu juga.
"Ibu mertua bisa jalan kalau pakai tongkat. Biasanya kalau siang sering ke dapur. Kalau tidur di bagian depan rumah," tutur Imam.
Imam juga mengaku saat itu hanya ada istri dan ibu mertuanya di rumah. Sedangkan keluarga besar istrinya berada di rumah lain.