Kisah Pilu Bocah SD di Banyuwangi, Kalung Emasnya Dijambret Usai Salat Tarawih

Konten Media Partner
14 April 2021 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Pilu Bocah SD di Banyuwangi, Kalung Emasnya Dijambret Usai Salat Tarawih
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Nazwa Firnanda Muklis (9), asal Dusun Simbar II, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi menjadi korban penjambretan.
ADVERTISEMENT
Bocah perempuan yang masih duduk di bangku kelas tiga SD itu kehilangan kalung emas seberat tujuh gram setelah Salat Tarawih di Musala Al-Barokah.
Ibu korban yang bernama Hamimah (47), mengatakan peristiwa penjambretan bermula ketika anaknya bersama temannya selesai melaksanakan Salat Tarawih. Mereka kemudian bermain di depan musala.
Mereka kemudian didatangi seorang pria yang mengendarai sepeda motor Honda Beat warna putih biru yang datang dari arah barat.
"Pria itu menghampiri kedua bocah dan bertanya dimana ibu kamu," ujarnya, Rabu (14/4/2021).
Setelah bertanya, tiba-tiba tangan pria yang mengenakan masker dan helm warna hitam itu langsung membetot kalung yang dikenakan korban.
Saat kalung yang dikenakan diserobot, tubuh korban terseret dan lehernya mengalami luka lecet.
ADVERTISEMENT
Pria tersebut berhasil membawa kabur bandul liontin dan separuh kalung emas yang dikenakan korban. Sedangkan separuh kalung terjatuh di sekitar lokasi kejadian.
Kedua bocah itu kemudian berteriak meminta tolong dan mereka mengalami trauma hebat.
Hamimah menyebut saat kejadian kondisi kampung tersebut sangat sepi. Kejadian penjambretan itu baru pertama kali terjadi di desa tersebut. Keluarga korban mengalami kerugian materiil Rp 3 juta.
"Kalung yang berhasil diambil itu seberat 3 gram dan bandul liontin seberat 4 gram," katanya.
Ia menyebut, korban tidak dapat tidur semalaman dan mengaku mengalami trauma berat. Hamimah mengaku tidak melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya itu ke polisi.
Ia berharap peristiwa penjambretan itu dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat agar tidak memakaikan perhiasan emas kepada anak yang masih kecil.
ADVERTISEMENT
"Saya akhirnya sadar jika perhiasan yang dikenakan anak kecil itu benar-benar rawan penjambretan. Anak saya sangat trauma dan tidak mau memakai kalung emas lagi," pungkasnya.