Kisah Warga Kota Batu Hilang Terseret Lahar Gunung Semeru

Konten Media Partner
6 Desember 2021 14:10 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kisah Warga Kota Batu Hilang Terseret Lahar Gunung Semeru
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Batu - Dua warga Kota Batu yang berprofesi sebagai sopir dan kenek truk pasir menjadi korban erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021). Mereka adalah Agus Sutrisno dan Miskan alias Kantong, warga RT 3 RW 10, Dusun Dresel, Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu.
ADVERTISEMENT
Hal itu dibenarkan Kepala Desa Oro-oro Ombo, Wiweko. "Benar ada dua warga kami yang menjadi korban. Satu sudah ditemukan yaitu Miskan (adik) dan satunya belum ditemukan atas nama Agus (kakak). Dugaan kuat terseret arus lahar dingin karena waktu erupsi mereka sedang mencari pasir di sana," jelasnya, Senin (6/5/2021).
Untuk Miskan sekarang sedang menjalani perawatan intensif di UPT Puskesmas Candi Puro, Kabupaten Lumajang karena mengalami luka bakar di dada dan kakinya. Pihaknya pun berencana akan langsung ke sana untuk mengecek keadaannya.
"Kami tunggu sampai besok, secepatnya kita ke sana untuk melihat langsung keadaan mereka dan menggali informasi lebih dalam keberadaan warga kami yang hilang," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, putri Agus, Lia Alfi mengatakan jika pihak keluarga mengetahui kabar tersebut dari telepon Miskan.
"Jadi adiknya bapak (Miskan) telepon ke ibu sekitar jam 4 sore memberi kabar kalau bapak terseret arus lahar ketika mengisi pasir. Waktu itu mereka berada di sungai yang berdekatan dengan Gunung Semeru," ungkapnya.
Cerita Miskan kepada Lia, sebenarnya saat lahar dingin menerjang Agus sudah bergandengan tangan dengannya, serta dua warga setempat yang bekerja menaikkan pasir ke truk. Tapi karena kuatnya arus mereka pun terlepas dan terpisah.
"Kata Pak Lik (Miskan) mereka sudah bergandengan tangan tapi terlepas, dan bapak terbawa arus," ungkapnya.
Sampai saat ini belum diketahui kabar keberadaan Agus, keluarga pun berharap agar bisa segera ditemukan. "Semoga lekas ketemu, itu saja keinginan kami," harapnya.
ADVERTISEMENT
Tambah Lia, setiap hari memang bapaknya bersama adiknya bekerja menjadi sopir truk pasir. Keduanya berangkat setiap jam 3.00 WIB dan kembali pulang sore harinya.
"Jadi tiap hari ambil pasir ke sana lalu dibawa ke Batu. Setiap hari pulang pergi, berangkat pagi dan balik sore terkadang malam hari. Gak tentu," tutupnya.