Krisis Air Bersih di Wilayah Jawa Timur Masih Belum Teratasi

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
16 September 2018 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Krisis Air Bersih di Wilayah Jawa Timur Masih Belum Teratasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Musim kemarau yang terjadi di tahun 2018 ini membuat kekeringan di beberapa wilayah provinsi Jawa Timur. Krisis air bersih dampak kekeringan ini dirasakan oleh warga.
Berdasarkan keterangan dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi Jatim, Suban Wahyudiono mengatakan, jika saat ini pihaknya sudah mengupayakan semaksimal mungkin membantu masyarakat untuk mendapatkan distribusi air bersih.
Kekeringan sendiri dibagi menjadi tiga tingkatan yakni, kekeringan langka terbatas, kekeringan langka dan kekeringan kritis.
Baca Juga:
"Untuk kekeringan langka terbatas dan kekeringan langka pihak kami sudah mengatasinya dengan cara mengebor dan membangun embung air. Nantinya masyarakat bisa memanfaatkan dan mengakses air dari potensi-potensi yang sudah kita bor itu," terang Suban ketika dihubungi jatimnow.com, Minggu (16/9/2018).
ADVERTISEMENT
Untuk kondisi daerah yang mengalami kekeringan kritis sudah tidak ada potensi air di daerah tersebut. Dalam hal ini pemerintah tidak dapat mengebor atau membuat saluran air disekitar daerah tersebut untuk mengatasi kekeringan.
Saat ini pihak BPBD Jatim sudah membangun saluran air di 126 desa yang berarti 25 persen dari daerah terdampak sudah teratasi. Untuk mengatasi kekeringan mendatang pihaknya juga akan membangun saluran air untuk 97 desa. Desa-desa tersebut bukan merupakan desa dengan kekeringan kritis.
"Daerah kekeringan kritis bukan prioritas utama pembangunan saluran air karena sumber air cukup jauh mendapatkannya. Seperti contoh salah satu desa di Madura yang sumber airnya berjarak 15 km diatas gunung, itu memerlukan biaya yang cukup besar. Jadi kita kerjakan yang mudah dulu, daerah kritis menunggu semua teratasi " kata Suban.
ADVERTISEMENT
Dengan dikerjakannya yang mudah terlebih dahulu bukan berarti pihak BPBD menelantarkan daerah terdampak kekeringan kritis. Pihaknya selalu memberikan air (dropping) dalam tangki air 6000 liter untuk keperluan air rumah tangga di daerah yang terdampak kekeringan kritis.
"Hingga kini kami sudah dropping 1.670 tangki air yang masing-masing 6.000 liter. Hujan nanti akan mulai turun pada bulan November, itu berdasarkan perkiraan BMKG ya. Kayaknya kekeringan ini akan usai pada akhir Oktober. Kita doakan saja supaya kemarau segera usai sehingga daerah yang terdampak kekeringan dapat teratasi," harapnya.