Penjelasan Kades dan Camat Mengenai Ibu Hamil yang Ditandu

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
20 Februari 2019 19:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perangkat dusun, desa dan kecamatan tempat ibu hamil ditandu di Ponorogo melakukan peninjauan
zoom-in-whitePerbesar
Perangkat dusun, desa dan kecamatan tempat ibu hamil ditandu di Ponorogo melakukan peninjauan
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Foto ibu hamil yang ditandu sejumlah warga melalui perbukitan dipastikan sebagai warga yang tinggal di kawasan Glundung, Dusun Watu Agung, Desa Dayakan, Badegan, Ponorogo. Ibu hamil itu bernama Narti (22) yang pada saat ditandu tengah hamil 9 bulan 14 hari dengan tujuan ke RSUD dr Harjono, Ponorogo.
ADVERTISEMENT
Namun sampai di rumah sakit, janin yang dikandung Narti dinyatakan meninggal dunia dengan analisa sudah meninggal 3 hari di dalam kandungan. Hebohnya peristiwa itu akhirnya mendapat tanggapan dari Kepala Desa Dayakan dan Camat Bagegan.
Saroni, Kepala Desa Dayakan menjelaskan, sebenarnya jalan di Dusun Watu Agung, Desa Dayakan, Badegan, Ponorogo itu sudah tersentuh bangunan. Tahun 2018 lalu, jalan yang semula berukuran 1,5 meter tersebut sudah dilebarkan.
Pelebaran jalan itu menelan anggaran sebesar Rp 70 juta dari dana desa. Dana tersebut digunakan memangkas tebing sepanjang 450 meter sehingga sekarang, jalan tersebut memiliki lebar 2,5 meter.
Sementara dana desa sebesar Rp 1,2 Miliar tahun ini, tidak dialokasikan untuk kelanjutan pembangunan jalan tersebut. Sebab Desa Dayakan yang ada di daerah pinggiran itu dapat dikatakan tertinggal.
"Karena banyak yang harus kami perbaiki. Infrastruktur di desa kami secara keseluruhan perlu penanganan," jelas Saroni saat dihubungi jatimnow.com melalui telepon, Rabu (20/2).
ADVERTISEMENT
Bahkan jauh sebelum pembangunan, jalan menuju dusun itu hanya selebar 1 meter. Itu pun dibuka oleh warga di lingkungan tersebut dengan gotong-royong pada 2004 silam. Warga berinisiatif membuka akses untuk memperlancar aktivitas sehari-hari.
Sementara, Camat Badegan, Ringga Dwi Heri Irawan mengaku, jalan yang dilalui Narti saat ditandu warga itu terdapat jalan rabat, meski tidak menyeluruh. Saat itu, kondisi jalan memang licin akibat guyuran hujan.
Ringga juga menyebut, Narti ditandu warga ke lokasi parkir ambulan desa yang berada 300 meter dari rumah Narti. Kemudian ambulan membawa Narti ke RSUD dr Harjono untuk mendapat pertolongan.
"Kalau Foto ditandu itu betul. Cuman kalau itu faktor infrastrutur, itu tidak betul. Karena itu lokasinya di pegunungan, dan orang asli situ memang sudah terbiasa menandu seperti itu. Jalan yang di foto itu juga terdapat rabat walau tidak menyeluruh," bebernya.
ADVERTISEMENT
Ringga mengungkapkan, bila musim kemarau jalan tersebut bisa dilalui mobil. Sedangkan untuk menuju rumah warga yang ada di perbukitan, dapat ditempuh dengan sepeda motor karena jalannya setapak dan menanjak.
"Kalau hujan memang tidak berani, karena licin. Kalau kemarau mobil bisa masuk. Kalau ke rumahnya Narti karena menanjak dan jalan setapak hanya biasa dilalui sepeda motor," urainya.
Sebelumnya, foto Narti ditandu itu viral setelah diunggah oleh akun Facebook Rudy Langi di Grup Facebook Info Cegatan Wilayah Ponorogo pada 18 Februari 2019 lalu. Postingan itu memicu komentar negatif warganet. Namun hingga Rabu (20/2), komentar pada postingan tersebut telah ditutup.