Petualangan Memburu Ikan Sidat: Pakai Dupa hingga Disapa Makhluk Gaib

Konten Media Partner
4 September 2020 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petualangan Memburu Ikan Sidat: Pakai Dupa hingga Disapa Makhluk Gaib
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Tidak mudah bagi warga Banyuwangi untuk mendapatkan ikan sidat atau ikan oling. Berbagai cara dilakukan, mulai dari pancing hingga dupa dan kemenyan.
ADVERTISEMENT
Di Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, ada kelompok warga pemburu ikan oling dengan nama Semut Gatel. Kelompok ini memiliki 30 anggota, diketuai Uny Saputra (52), warga Dusun Krajan, Desa Tampo, kecamatan setempat.
Uny mengaku, saat berpetualang berburu ikan oling, satu di antara mereka selalu membawa dupa. Pembawa dupa itu adalah Slamet (58), warga Dusun Purwosari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring.
Saat sampai di tepi sungai, Slamet mulai mencari tempat yang curam dan pohon besar yang dikenal angker. Sebelum memasang umpan, Slamet mengelar tikar kecil dan mulai menghidupkan dupa sembari merapalkan mantra agar ikan oling mendekat dan memakan umpan yang dipasang.
"Setelah sampai dari lokasi saya tidak langsung memancing, tapi saya awali duduk bersila dengan membakar dupa sembari berdoa agar ikan oling mendekat dan memakan umpan yang saya taruh ke dalam air," jelas Slamet pada perburuan malam Jumat pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Saat itulah keanehan mulai dirasakan Slamet. Dia melihat bayangan putih di seberang sungai kurang lebih 30 meter dari posisinya. Semakin lama bayangan itu semakin jelas. Dan ternyata bayangan itu sosok makhluk gaib yang mendekat lantaran dupa sudah dinyalakan Slamet.
"Memang saya panggil supaya datang dan membatu saya agar ikan oling mendekat dan memakan umpan pancing saya," terangnya.
"Mbah...tulongono putune mancing iki, tulong celuken iwak oling mrenek lan mangan umpan kang son pasang nang pancing iki...," tutur Slamet dengan Bahasa Osing Banyuwangi.
Saat itu Slamet dan rombongan berjumlah 9 orang sedang melakukan perburuan ikan oling di Sungai Stail Kalibaru, Kecamatan Pesanggaran.
Tidak lama Slamet melepas kail yang dibalut umpan berupa cacing ke sungai, hampir bersamaan juga ikan oling berukuran besar menyambar. Satu ekor telah diangkat dari sungai.
ADVERTISEMENT
Selain pemberani, Slamet juga penyabar. Saat memancing, dia tidak mau berpindah-pindah tempat seperti temannya yang lain. Dia lebih suka menunggu sampai umpan dimakan oleh ikan.
Dalam perburuannya, tak jarang Slamet mendapat ikan oling dengan bobot hingga 10 kilogram. Hasil mancing cukup lumayan untuk menambah pendapatannya. Sebab sehari-hari Slamet hanya bekerja sebagai tukang panggul di sebuah toko di Jalan Raya Jaja, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring.
Ikan hasil memancing kadang dikonsumsi sendiri oleh Slamet, kadang pula dijual. Biasanya warga Banyuwangi memasak ikan oling dengan cara dipepes.
Bila dijual, harga ikan oleng per 1 kilogram bisa mencapai Rp 40-60 ribu, tergantung jenisnya. Termahal yaitu ikan oling jenis lumbu yang memiliki ciri badanya kuning kehijauan dengan ukuran tidak terlalu besar.
ADVERTISEMENT
 
Reporter: Rony Subhan