Polres Blitar Selidiki Akun Anak Jual Ibu di Facebook

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
17 Oktober 2019 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kasatreskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono tunjukkan akun yang viral karena menawarkan ibunya untuk dijual
zoom-in-whitePerbesar
Kasatreskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono tunjukkan akun yang viral karena menawarkan ibunya untuk dijual
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Sebuah akun Facebook bernama Friska Meila Anastasya viral di media sosial. Akun tersebut menjadi perbincangan setelah mengunggah status menjual ibunya seharga Rp 10 ribu.
ADVERTISEMENT
Salinan atau screenshoot status Facebook ini viral dan diunggah di berbagai akun media sosial termasuk Instagram dan Twitter. Viralnya status tersebut memancing polisi untuk melakukan patroli cyber.
"Dari patroli cyber anggota kami menemukan akun tersebut dan sempat viral. Kami sedang selidiki," kata Kasatreskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, Kamis (17/10/2019).
Dari hasil salinan layar yang diterima jatimnow.com, akun tersebut menulis status menjual sang ibu yang diunggah pada tanggal 11 Oktober 2019 dengan tulisan, "Dijual, ibu penyakitan. Harga 10.000 saja. Yang minat silahkan datang ke Blitar,".
Selain menjual sang ibu, akun tersebut juga mengunggah status yang berisi hujatan dan makian kepada ibunya.
Tidak hanya itu, akun Friska Meila Anastasya juga menulis status panjang yang isinya menghujam sang ibu. Bahkan ia juga mempertanyakan pengorbanan nyawa sang ibu ketika dirinya dilahirkan.
ADVERTISEMENT
Setelah viral, kemudian akun tersebut muncul kembali dengan status klarifikasi. Dan tidak lama kemudian akun tersebut hilang dan tidak bisa diakses, diduga telah dihapus. Sementara polisi juga mempertanyakan klarifikasi yang dilakukan oleh akun tersebut.
"Klarifikasi yang mana? Sewaktu kami cari akun tersebut sudah tidak ada kemungkinan dihapus oleh yang bersangkutan. Namun saya sudah perintahkan anggota untuk mencari atau profiling," ungkap Heri.