Puluhan Hektare Sawah di Tulungagung Terendam Banjir

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
10 Maret 2019 9:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sawah di Tulungagung yang masih terendam banjir
zoom-in-whitePerbesar
Sawah di Tulungagung yang masih terendam banjir
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Sedikitnya 20 hektare sawah, ladang, dan sebagian permukiman di Desa Waung, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, masih terendam banjir dengan ketinggian kurang lebih 50 sentimeter hingga Minggu pagi (10/3).
ADVERTISEMENT
Hujan sebenarnya sudah tidak turun dalam dua hari ini, namun besarnya debit air yang masuk membuat proses surut berlangsung lama. Belum surutnya air ini juga membuat perbaikan tanggul sungai yang jebol belum bisa dilakukan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Kabupaten Tulungagung, Soeroto, mengatakan sedikitnya 20 hektare sawah terendam banjir. Hingga kini, pihaknya masih melakukan pendataan terhadap luasan lahan sawah yang terendam banjir. Selain mendata, Pemerintah kabupaten setempat juga akan memberikan bantuan benih kepada petani, jika tanaman padinya rusak dan harus diganti dengan baru.
"Selain bantuan berupa kebutuhan logistik, bantuan benih juga tengah disiapkan," ujarnya, Minggu (10/3).
Terkait proses perbaikan tanggul yang jebol, Soeroto menerangkan akan menunggu hingga banjir yang merendam sawah benar-benar surut. Jika tanggul yang jebol diperbaiki saat ini, maka air yang menggenangi sawah tidak bisa mengalir keluar. Rencananya tanggul yang jebol ini akan ditutup dengan tumpukan karung berisi pasir.
ADVERTISEMENT
"Untuk karung pasir sudah disiapkan kita tinggal menunggu air surut," pungkasnya.
Suradi, salah seorang warga sekitar, menuturkan banjir juga merendam sawah milik petani. Mereka khawatir jika banjir tidak juga surut tanaman padi akan rusak. Rata-rata usia tanaman padi petani di desa ini masih berusia 2 bulan.
"Jika terlalu lama terendam banjir tanaman akan rusak dan kami harus mengganti dengan yang baru," kata Suradi.