Sebelum Meninggal, Mahasiswa Politeknik di Surabaya Cerita Sering Dihajar Senior

Konten Media Partner
6 Februari 2023 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebelum Meninggal, Mahasiswa Politeknik di Surabaya Cerita Sering Dihajar Senior
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - MR (20), mahasiswa politeknik di Surabaya timur asal Mojokerto, pernah bercerita sering dihajar seniornya sebelum meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Ayah korban, Muhammad Yani mengatakan, anaknya yang baru 5 bulan kuliah di politeknik itu pernah bercerita kepada ibunya, bahwa dirinya sering dibully dan dihajar.
"Cerita ke ibunya kalau sering dibully, dihajar seniornya. Kayaknya dia gak kerasan gitu. Malah bilang gini: "kalau saya gak kuat, saya keluar. Kalau kuat saya teruskan". Bilang seperti itu," terang Yani kepada jatimnow.com, Senin (6/2/2023).
Menurut Yani, anaknya sering mendapatkan tindak kekerasan dari seniornya, sehingga merasa tidak betah di kampus.
"Jadi anaknya sering mendapati tindak kekerasan dari seniornya," tegas dia.
Kasus itu telah dilaporkan Yani ke Polsek Gununganyar, Polrestabes Surabaya. Laporan polisi ia buat setelah melihat jenazah anaknya di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Yani menyesalkan langkah pihak politeknik yang memberi kabar dua jam setelah nyawa anaknya melayang.
ADVERTISEMENT
"Saya lihat anak saya di kamar mayat rumah sakit. Dikabari sudah meninggal. Waktu dikabari dua jam dari meninggalnya. Dari pihak poltek itu mengabari keluarga dua jam lebih. Ngapain dalam tenggang dua jam tidak langsung kabari keluarga," ungkap Yani.
Yasin menambahkan, dari rekaman CCTV yang ia peroleh, anaknya ada yang meminta masuk ke kamar mandi dan di dalam sudah ada tiga orang.
"Kondisi jenazah, bibir robek, bengkak, memar di seluruh badan, leher, pipi itu kelihatan. Kalau dari CCTV di luar satu dan di dalam yang keluar habis aniaya tiga. Setelah itu anak saya tidak keluar. Ketiganya naik tangga dan temannya masuk dan mengangkat jenazah. Meninggal di kamar mandi senggang lima sampai enam menit," beber dia.
ADVERTISEMENT
Kasus tersebut saat ini dalam penanganan Satreskrim Polrestabes Surabaya. Tim yang dibentuk berencana membongkar makam korban untuk mengautopsi jenazah korban.