news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

"Sudah saatnya Pemerintah Melakukan Pencegahan Hoaks"

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
25 Maret 2019 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Pemerintah diminta mulai memikirkan sisi pencegahan daripada literasi-litarasi dalam mengatasi hoaks. Sebab karakter masyarakat saat ini lebih suka men-share untuk menyenangkan dirinya dengan andrenalin tinggi ketimbang sesuatu yang benar.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut dalam dialog khusus di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2019). Menurut Wens, hoaks juga seringkali tidak ada kaitannya dengan konstelasi politik seperti di USA.
"Jangan-jangan di kita juga seperti itu. Saya sering lihat di mesin berbagi video kelihatanya bukan dibikin oleh pendukung si a atau b, tapi hanya mencari keuntungan dan ini harus ditindak tegas karena hoaks menghancurkan peradaban bangsa," kata Wens.
Wens menjelaskan, hoaks juga dapat menimbulkan sikap apatis dari sebagian milenial untuk golput (tidak menyalurkan hak pilihnya dalam pemilihan umum). Di mana fenomena golput dilihat sejarahnya adalah protes dari bagian sistem pada saat orde baru.
Dulu, lanjut Wens, kalau memilih artinya melegalkan sistem saat itu dan menjadi sangat relevan sebagai bagian dari protes terhadap sistem.
ADVERTISEMENT
"Nah sekarang apa yang mau diprotes. Sistem saat ini sudah terbuka dan melibatkan masyarakat dalam menentukan sesuatu. Kita mau protes soal trotoar terlalu kecil. Cukup status rame-rame di media sosial walikotanya akan melihat dan langsung merespon memperbaikinya," tambah Wens.
Menurutnya, saat ini teknologi memungkinkan untuk berpartisipasi dalam mengatur jalannya kekuasaan. Sebab pemerintah juga sudah memaksimalkan kekuatan teknologi sebagai jalan untuk melibatkan masyarakat dalam mengelola proses sesuatu.
"Jadi sangat-sangat clear sebenarnya, mau pilih a atau b sebaiknya jangan golput. Kalau mau terlibat dalam mengelola atau mengatur yang tadi-tadi itu," ujarnya.
"Saya kira udah ga zamannya ya, karena ga punya alasan lagi," sambungnya.
Wens mencontohkan, kalau ada keluhan soal listrik sering mati, ada instrumen politik yang bekerja di belakang kelistrikan itu. Artinya, ada proses politik dalam pasokan listrik dan lainnya.
ADVERTISEMENT