Tak Tahan Bau Limbah, Ratusan Warga Protes 5 Perusahaan di Pasuruan

JatimNow
Berani Realitas
Konten dari Pengguna
7 Januari 2019 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari JatimNow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tak Tahan Bau Limbah, Ratusan Warga Protes 5 Perusahaan di Pasuruan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
jatimnow.com - Ratusan warga dari tiga desa di Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, melakukan aksi protes ke sejumlah perusahaan, Senin (7/1). Warga dari Desa Gununggangsir, Desa Wonokoyo, dan Desa Cangkringmalang itu mempersoalkan limbah yang mencemari udara dan mengganggu aktivitas warga.
ADVERTISEMENT
Seorang warga peserta aksi, Khoirul Anam, mengatakan limbah perusahaan itu sudah mencemari lingkungan selama bertahun-tahun. Limbah itu, kata dia, mengganggu pernapasan karena berbau busuk yang berdampak salah satunya mengganggu kegiatan belajar anak-anak.
"Perusahaan membuang limbah busuk ini sudah puluhan tahun. Pagi, siang, sore, dan malam, bahkan tidur pun kita menghirup bau limbah busuk yang mencemari sungai dan udara. Aktivitas masyarakat pun sangat terganggu," kata Khoirul.
Dia mengatakan terdapat lima perusahaan yang menurut warga membuang limbah itu, yaitu PT Mega Marine Pride, PT Unilever Jasa Kemas, PT Wonokoyo Jaya Corporindo, PT Marine Cipta Agung, dan PT Baramuda Bahari.
"Mereka bekerja sama membuang limbahnya jadi satu melalui pipa tersembunyi di dalam sungai. Itu yang kami temukan dalam penelusuran warga," ujar Khoirul.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Dia berpendapat bahwa aksi protes itu merupakan ekspresi kekesalan warga yang sudah lelah dengan cara audiensi yang tak membuahkan hasil selama bertahun-tahun. Sebelumnya, warga sudah melakukan audiensi dengan pihak perusahaan, Musyawarah Pimpinan Kecamatan Beji, Dinas Lingkungan Hidup, hingga DPRD Pasuruan.
Dalam aksi tersebut, warga membentangkan kain putih sepanjang 200 meter untuk ditandatangani sebagai petisi. Petisi itu meminta kelima perusahaan untuk berhenti membuang limbah yang selama ini mencemari udara dan air.
"Kalau sampai satu bulan persoalan limbah yang baunya basin (menyengat) masih mengalir di sungai yang membelah Desa Gununggangsir, Wonokoyo, dan Cangkringmalang, maka terpaksa saluran pembuangan limbahnya akan kami tutup dengan tembok," pungkas Khoirul.
ADVERTISEMENT