Melihat Keindahan Kota dari Gedung Tertinggi di Melaka

Jejak Jelata
Travel Blogger - Mendapatkan hal baru saat traveling adalah hal yang seru dan saya akan membagikannya dalam sebuah trip story
Konten dari Pengguna
25 September 2019 4:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Jelata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah semua tahu kalau nama Melaka itu berasal dari nama pohon? Jujur, kalau saya baru tahu ketika saya datang ke Melaka untuk yang kedua kalinya. Menurut kisah sejarah, nama Melaka itu tercetus ketika seorang anak Raja Palembang bernama Prameswara datang ke tanah kawasan yang sekarang bernama Melaka.
Galery Demang Abdul Ghani
Konon, Prameswara saat itu sedang duduk di bawah pohon Melaka ketika dia sedang istrirahat dari berburu. Saat sedang santai, buah melaka jatuh mengenai dirinya. Di situlah nama Melaka tercetus.
ADVERTISEMENT
You must try it,” kata Addy, salah seorang teman saya dari Kuala Lumpur. Sambil menyodorkan satu buah yang berbentuk bulat dan keras kepada saya.
Sambil setengah bengong saya ambil buah itu dari tangannya dan saya menggigit buah itu secara spontan. Air muka saya berubah menjadi seram, karena mengekspresikan rasa buah yang saya kecap.
Di hadapan saya, Addy nampak sumringah dan tertawa ngakak melihat saya.
“Buah ape ni?” tanya saya bergaya logat Melayu.
“Ini buah Melake, sedap ke?” kata Addy, disusul dengan tertawa yang tak kunjung berhenti.
Buah itu terasa getir, pahit, dan asam yang luar biasa. Saya pun rasanya pengin emosi setelah memakannya. Buah Melaka ini bentuknya hampir sama seperti buah apel. Bertekstur keras tapi ukurannya sebesar buah kelengkeng. Pohonnya rindang, bisa untuk berteduh dan berlindung dari terik matahari.
ADVERTISEMENT
Saya menemukan pohon Melaka ini ketika mengunjungi Galery Demang Abdul Ghani. Sebuah rumah kuno milik Demang Abdul Ghani yang didirikan pada tahun 1831. Penghulu atau demang merupakan Raja Kecil yang dihormati masyarakat pada saat itu.
Rumah ini unik, karena dibangun tanpa menggunakan paku. Sementara itu, desainnya mirip dengan rumah adat limas yang ada di Palembang dan ornamennya ada unsur Cina. Rumah ini sekarang dijadikan museum sebagai warisan heritage Melaka dan terletak di Taman Merlimau Jaya, 77300 Melaka, Malaysia.
keseruan di atas sky Tower
Awalnya saya berpikir, destinasi wisata di Malaysia tak jauh dari Kawasan Melaka Heritage dan jajan di Jonker Street. Tapi, ternyata saya salah, setelah saya diajak keliling teman saya dari Malaysia. Salah satu keuntungan berwisata dengan warga lokal, kita akan mendapatkan sejumlah informasi dan tempat-tempat wisata yang jarang dikunjungi traveller pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Selain gallery Demang Abdul Ghani, saya tidak mau melewatkan untuk melihat Melaka dari atas Gedung dengan tinggi 163 meter dan 43 lantai. Sky Tower Malacca pun menjadi salah satu tujuan saya.
Panorama kota Melaka bisa saya nikmati dengan sudut pandang 360 derajat. Betapa uniknya Melaka dari atas, tak hanya itu, saya pun melihat lekukan sungai Melaka yang tengah dilintasi sebuah kapal pesiar, Melacca River Cruise.
Pemandangan dari atas menggunakan drone (foto : Meran)
Untuk naik ke atas Gedung ini, kamu harus rela keluarkan uang sebesar 23,5 RM, untuk anak-anak 17 RM. Waktu berkunjung yang tepat adalah sore hari sampai malam, selain kamu bisa menyaksikan keindahan sunset kamu juga bisa sekaligus menikmati pemandangan malam Kota Melaka dengan sejuta gemerlap lampu kotanya. Jam operasional kunjungan mulai dari jam 9 pagi hingga jam 11 malam untuk hari Minggu-Kamis dan jam 9 pagi sampai jam 12 pagi untuk akhir pekan, yaitu Jumat dan Sabtu.
Pemandangan yang bisa dilihat dari balik kaca
Selain menikmati keindahan Kota Melaka dari ketinggian saya tak pernah lupa buat berfoto, karena tempatnya pun sangat instagramable. Buat kamu yang suka dengan ketinggian bisa sekaligus menikmati jembatan kacanya. Namun kalau kamu takut ketinggian bisa jadi tantangan tersendiri, karena seolah-olah berada di atas ketinggian tanpa menjejakkan kaki ke bumi. Miris, kalau jatuh gimana ceritanya ya? Mau tahu bagaimana sensasinya, kamu harus mencobanya sendiri.
ADVERTISEMENT