Apa Saja Bisnis Startup Fintech yang Berkembang di 2019?

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
27 Maret 2019 16:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi fintech (Foto : Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fintech (Foto : Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bicara tentang bisnis startup yang populer di tanah air, teknologi finansial alias fintech
ADVERTISEMENT
merupakan salah satu sektor yang menarik untuk dibahas. Selain karena penggunanya
yang sudah cukup banyak di tanah air, sektor ini pun telah menarik perhatian para
regulator dan pemangku kepentingan, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank
Indonesia (BI). Berbeda dengan bisnis startup yang lain, para startup fintech kini telah
memiliki beberapa payung hukum yang bisa meningkatkan kredibilitas dan membantu
pertumbuhan mereka.
Namun mungkin masih banyak pihak yang masih bingung tentang apa itu fintech. Pada
dasarnya, startup fintech adalah perusahaan yang berusaha memanfaatkan teknologi
untuk meningkatkan efisiensi dan inklusivitas dari layanan finansial yang telah ada saat
ini. Seperti layanan finansial konvensional pada umumnya, bentuk dan model bisnis
dari para startup fintech pun beraneka ragam.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah beberapa model bisnis startup fintech yang telah cukup berkembang
di tanah air hingga tahun 2019 ini, serta beberapa pemain besar yang menjalankannya.

1. Pinjaman (lending)

Meski telah ada banyak perusahaan yang bisa memberikan pinjaman, seperti bank dan
perusahaan microfinance, namun ternyata masih banyak masyarakat di tanah air yang
tidak bisa menikmati layanan tersebut dengan berbagai alasan. OJK memperkirakan
kebutuhan pinjaman masyarakat Indonesia yang tidak terlayani itu nilainya bisa
mencapai Rp1000 triliun.
Masalah itu yang kemudian memicu munculnya beberapa startup pinjaman online yang
kini dikenal dengan nama Peer to Peer (P2P) Lending. Dengan bantuan teknologi,
mereka berusaha mempertemukan masyarakat yang membutuhkan pinjaman dengan
para pemberi pinjaman yang sebenarnya mempunyai uang lebih untuk mereka
ADVERTISEMENT
investasikan. Hingga saat ini, telah ada 99 perusahaan P2P lending yang terdaftar di
OJK. Hingga bulan Januari 2019 yang lalu, para perusahaan tersebut telah
Startup pinjaman online ini juga beraneka ragam bentuknya. Ada startup yang hanya
menyalurkan pinjaman untuk keperluan produktif (productive loan), seperti
pengembangan bisnis, modal kerja, hingga melanjutkan pendidikan. Contoh pemain
yang menjalankan bisnis ini adalah Koinworks, yang saat ini telah mempunyai sekitar
125 ribu pemberi pinjaman di dalam platform mereka.
Selain itu, ada juga startup yang memberikan pinjaman untuk keperluan konsumtif
(consumptive loan) seperti untuk membeli barang pribadi. Beberapa contoh startup
yang berada di bisnis tersebut adalah Julo yang mengincar pasar masyarakat umum,
ADVERTISEMENT
serta Cicil yang mengincar pasar mahasiswa.

2. Pembayaran (payment)

Selain masuk ke bisnis pinjaman, beberapa startup fintech juga memilih untuk
menyasar bisnis pembayaran. Transaksi keuangan yang kita lakukan setiap hari bisa
menjadi lebih mudah dan efisien dibanding sebelumnya, berkat kehadiran para startup
payment tersebut.
Di Indonesia saat ini telah ada dua pemain besar, yaitu GO-PAY dan OVO.
GoPay (Foto : Aditya Panji/Kumparan)
GO-PAY sendiri merupakan layanan milik aplikasi transportasi online yang telah
menyandang status unicorn, yaitu GO-JEK. Saat ini, kamu telah bisa menggunakan
GO-PAY untuk mengirim uang ke orang lain, melakukan transaksi di restoran dan
supermarket, hingga melakukan pembayaran di pedagang kaki lima.
OVO (Foto : Jofie Yordan/Kumparan)
Sedangkan OVO merupakan layanan yang kini telah digunakan oleh dua startup besar,
ADVERTISEMENT
yaitu Grab dan Tokopedia. Serupa dengan GO-PAY, OVO juga bisa digunakan untuk
mengirim uang ke sesama pengguna, melakukan transaksi online, serta berbelanja di
berbagai merchant yang telah menerima pembayaran dengan layanan tersebut.
Selain mereka berdua, kini juga telah hadir layanan baru yang bernama LinkAja.
Layanan pembayaran ini dibuat oleh gabungan beberapa Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), yaitu Telkom lewat Telkomsel, Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN.

3. Pembanding (comparison)

Bentuk dari layanan finansial sebenarnya sangat beraneka ragam. Selain pinjaman,
ada juga layanan dalam bentuk asuransi dan kartu kredit. Para pemain yang
menjalankan bisnis tersebut dan produk yang mereka tawarkan juga
bermacam-macam, sehingga terkadang pengguna menjadi bingung harus memilih
ADVERTISEMENT
produk finansial yang mana.
Karena itu, kemudian muncul beberapa startup yang coba mengatasi masalah tersebut.
Mereka menampilkan seluruh produk tersebut dalam sebuah halaman yang sama,
sehingga pengguna bisa langsung membandingkan produk mana yang paling tepat
untuk mereka. Para startup tersebut pun bisa membantu pengguna untuk mendapatkan
produk finansial tersebut.
Contoh pemain yang menjalankan bisnis ini adalah Cermati, yang didirikan pada bulan
Desember 2014 dan telah mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures.

4. Mesin kasir (Point of Sales)

Bentuk lain dari startup fintech adalah mesin kasir alias Point of Sales (POS). Dengan
bantuan teknologi, para startup tersebut berusaha mengubah mesin kasir konvensional
menjadi bentuk digital (aplikasi) yang lebih canggih namun lebih mudah dan praktis
ADVERTISEMENT
ketika digunakan.
Dengan aplikasi mesin kasir tersebut, pemilik toko atau restoran bisa tetap mencatat
semua transaksi yang terjadi, sembari memantau jumlah stok barang mereka. Aplikasi
tersebut bisa langsung digunakan di smartphone atau tablet yang mudah dipindahkan,
serta bisa secara otomatis menghasilkan laporan transaksi dan keuangan.
Startup yang paling besar di bisnis ini adalah Moka POS, yang telah berdiri sejak tahun
2014. Hingga saat ini, mereka telah digunakan oleh sekitar 12 ribu pemilik bisnis di
Indonesia