DPR AS Desak Perusahaan Teknologi Sigap Hapus Konten Kekerasan

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
20 Maret 2019 7:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bennie Thompson, Ketua Komisi Dalam Negeri Kongres AS (Foto ; Reuters)
Setelah terjadinya siaran langsung penembakan massal di Selandia Baru lewat media sosial, pimpinan Komisi Dalam Negeri DPR Amerika menulis surat kepada pejabat tinggi empat perusahaan teknologi besar mendesak mereka bekerja lebih baik dalam menghapus konten kekerasan politis.
ADVERTISEMENT
Pada surat yang beredar hari Selasa tersebut, aleg Bennie Thompson mendesak pimpinan Facebook, Google yang memiliki YouTube, Twitter, dan Microsoft untuk lebih sigap menghapus konten yang dapat melahirkan ekstremisme politik.
Surat ini dibuat setelah penembakan mematikan terhadap 50 jamaah di dua mesjid di Christchurch pekan lalu. Penembak yang diduga menganut supremasi kulit putih, menyiarkan langsung perbuatannya di media sosial yang kemudian beredar luas.
“Perusahaan anda harus memprioritaskan merespon ideologi beracun dan kasar ini dengan penuh perhatian,” tulis Thompson.
“Jika anda tidak berniat melakukannya, maka Kongres harus mempertimbangkan kebijakan yang memastikan bahwa konten bernuansa teror tidak didistribusikan di platform anda, termasuk dengan mempelajari contoh yang telah diterapkan negara lain.”
“Video kemarin banyak beredar di platform anda setelah serangan terjadi, meskipun ada seruan dari pihak berwenang Selandia Baru untuk menghapusnya,” tambah Thompson.
ADVERTISEMENT
Facebook mengaku menghapus 1,5 juta video yang menayangkan serangan tersebut dalam 24 jam setelah kejadian berlangsung.