Kenya Jadi Kelinci Percobaan Startup Fintech Asing

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
29 Mei 2018 19:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kenya Jadi Kelinci Percobaan Startup Fintech Asing
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Sentral Kenya, Patrick Njoroge (Foto : Reuters)
Ledakan perusahaan fintech di Kenya telah ikut menyuburkan praktik lintah darat, terang gubernur bank sentral Kenya hari Selasa (29/5), dan mendesak sektor tersebut untuk diregulasi.
ADVERTISEMENT
Kenya merintis reputasi sebagai pionir inklusi finansial lewat adopsi dini mereka terhadap sistem uang elektronik yang memungkinkan masyarakat mengirim uang dan melakukan pembayaran lewat ponsel.
Lebih dari 20 perusahaan menggunakan teknologi serupa untuk menjangkau mereka yang punya maupun tidak punya rekening bank, membebani peminjam dengan bunga tinggi dan membuat regulator kelabakan untuk menanganinya.
Dari yang semula sama sekali tidak punya akses untuk meminjam, sekarang banyak penduduk Kenya bisa mengajukan kredit hanya dalam hitungan menit.
“Terdapat peningkatan dalam hal institusi keuangan yang mengambil keuntungan dari masyarakat,” kata Patrick Njoroge di hadapan pemuka industri jasa keuangan digital saat menghadiri konferensi di Nairobi yang dikutip Reuters.
“Yang terjadi sekarang adalah adanya peluang predator yang sedang memangsa masyarakat Kenya.”
ADVERTISEMENT
Dalam tiga tahun terakhir, 2,7 juta jiwa dari total populasi 45 juta jiwa telah masuk daftar hitam lembaga Credit Reference Bureaux Kenya, menurut penelitian Microsave, konsultan lembaga keuangan yang menggalakkan jasa keuangan berkelanjutan.
Sebagaimana halnya dengan uang elektrik, Kenya menjadi tempat ujicoba untuk platform peminjaman baru. Beberapa perusahaan termasuk fintech asal Amerika berencana untuk masuk ke pasar rintisan lainnya, yang berarti regulasi di Kenya akan sangat dicermati.
Njoroge mengatakan dirinya tidak sadar bahwa negaranya menjadi kelinci percobaan teknologi baru yang dibuat oleh perusahaan asing.
“Yang bagi saya mencemaskan adalah banyak dari produk ini datang dan pergi begitu saja dan baru kedengaran setelah seseorang jatuh bangkrut,” terangnya.