Meksiko Buat Skema Baru Pelaporan Pajak untuk Supir Uber

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
21 Mei 2019 22:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Uber Eats (Foto : Reuters)
Mexico pada hari Senin menyampaikan detil rencana pembebanan pajak kepada para supir untuk perusahaan taksi daring dan pengiriman makanan seperti Uber dan Rappi, namun Didi mengatakan tidak akan ikut ambil bagian, yang menimbulkan gesekan di industri tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Meksiko telah berjanji untuk membuat pajak baru. Namun mereka ingin mencari cara lain untuk menaikkan pendapatan, dengan alasan pemasukan pemerintah tergolong rendah dibanding negara lain di wilayah tersebut.
Pajak pertambahan nilai bulanan yang dibebankan nilainya 8% dan pajak pendapatan akan berkisar antara 3 hingga 9% setelah aturannya diimplementasikan mulai 1 Juni, terang Uber.
"Dengan skema baru ini, Uber akan bisa mengalkulasi, membebankan dan membayar langsung ke lembaga pajak Meksiko tagihan PPN dan pajak pendapatan yang wajib dilunasi para supir dan kurir pengiriman setiap bulannya," jelas Uber yang dikutip Reuters.
Secara teori, program ini tidak mengubah status ketenagakerjaan para pengemudi, masalah penting bagi Uber sejak Meksiko memberlakukan aturan untuk retensi pajak tanpa adanya hubungan tenagakerja. Sejauh ini, para supir harus melaporkan pajaknya sendiri di Meksiko.
ADVERTISEMENT
Selain Uber, perusahaan lain yang setuju dengan program pajak ini adalah Cabify, Bolt, Beat, Cornershop, Rappi, SinDelantal, dan Uber Eats, kata Depkeu Meksiko.
Didi sempat diharapkan ikut terlibat dalam program ini namun menarik diri pekan lalu, menurut keterangan narasumber Reuters.
Perusahaan transportasi daring China ini dalam pernyataannya menyebut tidak akan bergabung dengan program pajak secara sukarela namun akan menganalisa kemungkinan berpartisipasi di masa depan setelah memahami implikasi yang muncul bagi para pengemudinya.
Kabar mundurnya Didi menuai kritikan, salah satunya dari Cabify yang menduga pilihan Didi akan merusak pasar.