news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pemeriksa Konten Facebook India Keluhkan Upah Kecil

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
28 Februari 2019 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat mengalami hari sibuk, karyawan kontrak Facebook dan Instagram di India akan memonitor sebanyak 2.000 konten porno dan nuditas pada masing-masing platform yang dilakukan selama 8 jam sehari atau hampir empat konten dalam semenit.
ADVERTISEMENT
Mereka merupakan anggota dari tim di Genpact, perusahaan outsourcing yang berkantor di Hiderabad dan dikontrak untuk meninjau konten di Facebook.
Tujuh orang pemeriksa konten di Genpact dalam sebuah wawancara akhir 2018 dan awal 2019 menyebut upah mereka kurang, terlilit stres dan kadang mengalami trauma.
Para pemeriksa ini yang semuanya berusia dua puluhan, menolak mengungkapkan identitasnya karena takut kehilangan pekerjaan akibat melanggar perjanjian kerja. Tiga dari tujuh di antaranya telah berhenti dari Genpact dalam beberapa bulan terakhir.
“Saya telah melihat seorang karyawati yang terkulai lemah di lantai karena mengingat ulang trauma setelah menyaksikan bunuh diri secara langsung,” ungkap salah seorang mantan karyawan yang mengaku telah tiga kali menyaksikan hal demikian.
Reuters tidak bisa memverifikasi insiden yang ada atau memastikan seberapa sering peristiwa ini terjadi.
ADVERTISEMENT
Genpact menolak berkomentar.
Kondisi kerja yang digambarkan oleh para karyawan memberikan pengetahuan tentang bagaimana moderator bekerja di Facebook dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang ingin menertibkan kiriman 2 milyar penggunanya tersebut.
Kesaksian mereka bertolak belakang dengan citra yang ditampilkan oleh tiga petinggi Facebook saat wawancara dan pernyataan kepada Reuters mengenai seleksi karyawan secara cermat untuk pekerjaan yang bayarannya layak dan memiliki alat untuk menangani pekerjaan sulit ini.
Ellen Silver, VP operasional Facebook mengakui kepada Reuters bahwa moderasi konten ‘untuk ukuran saat ini masih meraba-raba.’
“Kami sangat ingin melakukannya dengan benar,” kata Silver yang dikutip Reuters pada bulan Januari.
“Hal ini berarti memberikan pelatihan bagi para pemeriksa, tata cara perekrutan, sumber daya kesejahteraan yang kami berikan kepada masing-masing karyawan yang memeriksa konten, dan cara kami berhubungan dengan para mitra.”
ADVERTISEMENT
Meskipun menyangkal pernyataan para karyawan Hiderabad tentang upah kecil, Facebook menyatakan telah mulai merancang kode etik bagi mitra outsourcenya namun menolak memberikan informasi detil.
Facebook juga menyebut akan adanya audit ketaatan tahunan terhadap kebijakan para vendornya mulai tahun ini terkait suasana kerja di kantor kontraktornya.
Facebook sedang mengorganisir pertemuan tahunan pertamanya untuk para vendor dari seluruh dunia di bulan April, yang bertujuan saling membagikan praktik kerja terbaik dan menghadirkan lebih banyak konsistensi tentang bagaimana moderator diperlakukan.
Upaya-upaya ini diumumkan lewt sebuah blog yang ditulis Justin Osofsky, VP operasional global Facebook hari Senin.
Facebook bekerjasama dengan sedikitnya lima vendor di delapan negara untuk memeriksa konten berdasarkan catatan Reuters. Silver mengatakan ada 15.000 orang yang merupakan gabungan karyawan kontrak dan tetap yang meninjau konten di Facebook per bulan Desember.
ADVERTISEMENT
Facebook mempunyai 20 situs pemeriksa konten di seluruh dunia, sebutnya.