Spotify Ralat Aturan Soal Konten Kebencian

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
28 Mei 2018 13:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Spotify Ralat Aturan Soal Konten Kebencian
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Spotify (Foto : Getty Images)
Spotify bulan ini mengumumkan kebijakan barunya terkait konten dan perilaku kebencian yang banyak mendapat pujian.
ADVERTISEMENT
Aturan baru ini dibuat cukup samar-samar, yang memungkinkan Spotify menghapus artis sesuka hatinya dari platform mereka.
“Ketika kami diberitahu bahwa terdapat konten yang melanggar ketentuan, kami bisa menghapusnya (sambil berkonsultasi dengan pemilik konten) atau mengurangi promosi atau mencantumkannya di platform kami, terang Spotify kala itu.
Mereka juga menyebutkan R. Kelly yang sepanjang karirnya berulang kali melakukan pelecehan seksual termasuk salah satu yang terdampak.
Hari Jumat (25/5), Bloomberg memberitakan Spotify meralat kebijakan barunya setelah dihujani protes oleh artis dan perusahaan rekaman. Hal ini berarti rapper XXXTentacion kembali muncul di daftar Spotify meskipun dia memukuli seorang ibu hamil.
Salah satu alasan hujan protes ini adalah luasnya cakupan dari kebijakan Spotify, yang seakan memberi jalan untuk mengatur kehidupan pribadi artis bersangkutan.
ADVERTISEMENT
“Kami telah berpikir keras tentang bagaimana menangani konten yang bukan konten kebencian itu sendiri, namun pada dasarnya dibuat oleh artis atau orang lain yang telah menunjukkan perilaku kebencian secara pribadi,” sebut keterangan yang dibuat tanggal 10 Mei.
“Sehingga pada beberapa situasi, ketika artis atau pembuat konten melakukan sesuatu yang membahayakan atau mendengki, hal tersebut bisa mempengaruhi cara kami memperlakukan artis atau pembuat konten bersangkutan.”
Bloomberg memberitakan protes beberapa perusahaan rekaman,”mengapa dua yang dicoret adalah dari kulit hitam padahal kulit putih juga punya sejarah panjang kekerasan namun tidak diperlakukan sama.”
Apapun yang terjadi selanjutnya, bagi The Verge jelas Spotify tidak berpikir matang tentang implikasi dari tindakannya. Motif mereka baik, namun bekerja di industri berkantong tebal yang siap melindungi asetnya dan para penganiayanya, berarti memiliki niat baik saja hampir selalu tidak cukup.
ADVERTISEMENT