Telegram Tuduh China Kirim Serangan Siber Saat Protes Hong Kong

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
13 Juni 2019 22:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Telegram (Foto: Reuters)
CEO Telegram hari Rabu menyatakan bahwa aplikasi percakapan buatannya mengalami serangan siber 'berskala negara' dan menuding China sebagai kemungkinan terbesar pelaku.
ADVERTISEMENT
Layanan percakapan yang terenkripsi ini mengalami serangan DDoS yang berasal dari alamat IP yang kemungkinan besar dari China, cuit Pavel Durov yang dikutip Reuters.
Serangan ini bertepatan dengan protes yang berlangsung di Hong Kong, sebutnya.
Serangan DDoS merupakan pengiriman permintaan dalam jumlah ke sebuah sasaran, yang menyebabkan gangguan layanan sebagian atau seluruhnya.
Ratusan ribu pengunjuk rasa memadati Hong Kong pekan ini menentang undang-undang kontroversial yang memungkinkan seseorang diekstradisi ke China.
Media China secara keras mengutuk para pengunjuk rasa yang mereka tuding dimotivasi oleh pihak luar dan melemahkan stabilitas sosial di Hong Kong.
Administrasi Ruang Siber China (CAC) yang mengawasi kebijakan siber negara tersebut tidak segera menjawab permintaan komentar oleh Reuters.
ADVERTISEMENT
Sedangkan jubir Deplu China, Geng Shuang menyatakan dirinya tidak mengetahui situasi di Hong Kong ketika ditanya mengenai tuduhan Durov saat pembekalan harian Kamis waktu setempat.
Telegram dan aplikasi percakapan terenkripsi lainnya adalah alat populer bagi pengunjuk rasa di dunia, yang memakainya untuk koordinasi tanpa diendus aparat.