YouTube Music Mengedepankan Cita Rasa Lokal yang Otentik

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
19 Mei 2018 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
YouTube Music Mengedepankan Cita Rasa Lokal yang Otentik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
YouTube (Foto : Reuters)
YouTube merekrut pakar musik dari berbagai belahan dunia untuk membuat layanan musik berlangganannya lebih punya cita rasa lokal yang otentik, terang pejabat YouTube kepada Reuters hari Jumat.
ADVERTISEMENT
Programer musik di negara seperti Brasil dan Peranics adalah di antara investasi top yang dilakukan YouTube untuk menyikapi isu yang membuat mereka tertinggal jauh dari Spotify dan Apple dalam hal pelanggan musik daring global.
Analis memperkirakan Google mempunyai 10 juta pelanggan.
Google telah mempunyai editor yang mengkurasi playlist audio untuk layanan Google Play Musicnya, namun peran mereka lebih kecil pada aplikasi YouTube Music yang lebih condong kepada video.
YouTube pekan ini mengumumkan bahwa mereka merampingkan musik berlangganannya dan berencana membuat aksi pemasaran yang memudahkan pelanggan menghapus kebingungan akibat beragamnya pilihan.
Streaming audio dan lagu pilihan oleh pakar musik akan jadi inti dari YouTube Music, yang biayanya USD 10 per bulan untuk menghilangkan iklan serta akses luring.
ADVERTISEMENT
Aplikasi baru ini hadir mulai Selasa di Amerika, Australia, Selandia Baru dan Meksiko.
T. Jay Fowler yang menangani YouTube Music mengatakan untuk mendapatkan “cita rasa lokal otentik yang sebenarnya” sambil menghindari “mendorong beredarnya musik Amerika sentris” ke wilayah lain berarti tidak akan ada perombakan yang menjangkau Eropa dan Asia dalam waktu dekat.
“Kami menambah staf dan berusaha sekeras mungkin membersihkan katalog kami dan memastikan kami merefleksikan apa yang sedang terjadi sekarang secara kultural,” terangnya.
Fowler bersama kepala musik global Google, Lyor Cohen menolak berkomentar ketika ditanya apakah YouTube Music punya standar editorial.