YouTube Sempat Salah Promosikan Video Menyesatkan Terkait Penembakan Florida

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
Konten dari Pengguna
22 Februari 2018 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
YouTube dilansir Bloomberg menuai kritikan setelah promosikan video yang judulnya mensugesti bahwa seorang remaja penyintas kejadian penembakan sekolah pekan lalu adalah seorang aktor bayaran, isyarat terbaru bahwa industri internet masih terus berjuang memberangus teori konspirasi, berita palsu dan bot.
ADVERTISEMENT
Video bersangkutan menunjukkan David Hogg, seorang siswa yang menyatakan dukungannya untuk kontrol senpi setelah serangan yang merenggut 17 nyawa di Parkland Florida, yang muncul dalam klip berita dari Los Angeles TV musim panas lalu.
Deskripsi video menyebutkan,” David Hogg sang aktor...”
Di bawah video tersebut, algoritma YouTube menyarankan pemirsa untuk menonton video dengan klaim serupa. Video pertama sempat bercokol di deretan ‘Trending’ selama beberapa jam sebelum dihapus.
“Video ini seharusnya tidak pernah muncul di Trending. Sistem kami salah mengklasifikasinya karena video tersebut memuat potongan dari sumber berita yang sah,” terang juru bicara YouTube dalam keterangan tertulisnya.
“Segera setelah kami menyadari video bersangkutan, kami menghapusnya dari Trending dan YouTube karena melanggar aturan.”
ADVERTISEMENT
Google telah mengimplementasikan beberapa kebijakan baru yang bertujuan menendang keluar misinformasi dan konten palsu di hasil pencariannya serta properti daring mereka yang lain.
Mereka berjanji menambah 10.000 karyawan baru yang bertanggungjawab menangani isu konten bermasalah pada tahun 2018. YouTube juga menambah aturan untuk lebih menempatkan sumber berita terverifikasi ke atas pada hasil pencarian.
Video Hogg yang jadi tren merupakan cuplikan dari CBS TV meskipun yang mengunggah bukan kanal berita terverifikasi.
“Kami telah melihat adanya peningkatan, namun pada beberapa situasi perubahan ini tidak cukup cepat terjadi,” terang YouTube.
“Sebagai tambahan, tahun lalu kami memperbarui jenis pelecehan untuk mencakup juga video hoaks yang menyerang para korban tragedi demikian.”
Setelah klipnya dihapus YouTube hari Rabu pagi waktu setempat, pencarian untuk ‘David Hogg’ masih memunculkan beberapa video yang mengklaim remaja Florida tersebut sebagai aktor.
ADVERTISEMENT
“Ketika video teori konspirasi seperti David Hogg ‘sebagai aktor krisis’ mulai menjadi tren, kebanyakan orang berpikir ‘ini adalah informasi buruk dan harus dihapus,’” cuit Mathew Ingram dari Columbia Journalism Review di akun Twitternya.
“Namun algoritma YouTube seakan berpikir, ‘Hei, banyak orang sepertinya menyukai teori konspirasi sehingga kita perlu memunculkan lebih banyak lagi.’”
Perjuangan YouTube untuk menghabisi video menyesatkan dan pemeralatan algoritmanya menuai kritikan baru baik dari pengguna maupun pengamat di luar.
Masalah ini juga menguatkan tuntutan untuk regulasi yang lebih ketat pada media sosial. YouTube, Twitter, dan Facebook telah sama-sama dipanggil menghadap Kongres AS untuk menjelaskan bagaimana platform mereka dimanfaatkan Rusia untuk menyebarkan berita bohong, menyesatkan dan bermuatan memecah belah seputar pilpres 2016.
ADVERTISEMENT