Usai menceritakan semua yang kuketahui dan alami, tak satu pun pria-pria berwajah kusut di hadapanku yang menanggapi. Aku seperti guru TK yang sedang mendongeng ke anak-anak kecil yang belum tentu paham dengan ceritaku. Mereka sibuk mencerna isi kepala masing-masing tanpa suara.
“Kenapa? Enggak percaya?” cetusku, menyedot minuman di gelas yang ternyata sudah habis.
“Oh, enggak. Percaya kok, percaya. Cuma…,” Arga tergagap. “Cuma ngeri banget, gila. Dia sampai ngebunuh keluarganya sendiri terus berakhir bunuh diri?”
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814