
Meja panjang yang terletak di sudut kedai itu memiliki kaca besar transparan yang menghadap langsung ke persimpangan jalan paling sibuk di Bandung: Jalan Braga.
“Americano dua, latte iced satu, kopi susu satu, kopi tubruk satu. Pesanannya sudah semua ya, Kang,” ucap barista cafe memecah keheningan.
Arga dan Arif yang baru kembali membawa minuman pesanan kami sibuk menatanya di atas meja. Oga baru kembali dari toilet. Sedangkan aku, sedari tadi menerka-nerka sosok perempuan di hadapanku saat ini. Perempuan itu terus melemparkan pandangan ke luar kaca, seolah menghidari kontak mata denganku.
Lanjut membaca konten eksklusif ini dengan berlangganan
Keuntungan berlangganan kumparanPLUS
Ribuan konten eksklusif dari kreator terbaik
Bebas iklan mengganggu
Berlangganan ke newsletters kumparanPLUS
Gratis akses ke event spesial kumparan
Bebas akses di web dan aplikasi
Kendala berlangganan hubungi [email protected] atau whatsapp +6281295655814