Anxiety Disorder: Kenali Gejala Gangguan Kecemasan Berlebih

Jessica Ananda
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
3 Desember 2021 17:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jessica Ananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perempuan Depresi Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perempuan Depresi Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Apa kalian pernah mengalami kecemasan berlebih? Semua orang pasti pernah mengalami rasa cemas seperti ketika ingin mengikuti ujian, perlombaan, melamar kerja dan banyak hal lain nya, kecemasan seperti itu umumnya normal namun apabila rasa cemas tersebut berlangsung secara terus menerus dan terjadi tanpa alasan yang jelas. Kecemasan yang berlebih ini suatu penyakit yang cukup serius.
ADVERTISEMENT
Dalam psikologi, gangguan kecemasan berlebih dikenal juga dengan anxiety disorder yang membuat para penderita merasa gugup, gemetar, dan juga kesulitan untuk tidur.
Banyak Masyarakat awam yang masih Sering salah menduga bahwa setiap rasa cemas yang dirasakan merupakan tanda bahwa mereka mengalami anxiety disorder padahal kenyataannya tidak. Lalu bagaimana kita bisa membedakan nya?
Apa yang membedakan cemas dan takut ? Kali ini kita akan membedakan dari rasa cemas dan rasa takut. Perbedaan nya seperti ini, Anxiety (rasa cemas) adalah rasa cemas timbul akibat sesuatu yang akan terjadi, ancaman yang tidak ada di depan mata tetapi mungkin akan dihadapi di kemudian hari. Sedangkan, Fear (rasa takut) merupaka rasa takut ditimbulkan oleh suatu ancaman jelas yang ada di depan mata.
ADVERTISEMENT
Bagaimana awal mula Anxiety ini bisa muncul ? Otak memiliki 2 bagian peran besar yang dapat memicu perasaan cemas. Bagian tersebut yaitu Amigdala dan Prefrontal cortex. Contoh perbedaan yang normal dan tidak : Ketika orang yang tidak memiliki gangguan kecemasan, amigdala, dan prefrontal cortex dapat bekerja sama dengan baik dan stabil untuk melihat ancaman.Tetapi, ketika orang yang mengalami gangguan kecemasan, amigdala akan lebih sensitif dalam melihat ancaman dan prefrontal cortex tidak efektif dalam memastikan ancaman.

Maka dari itu perubahan pada otak inilah yang menyebabkan sejumlah gangguan kecemasan atau yang dikenal di masa sekarang yaitu “Anxiety Dirsoders”.

Selain itu di dalam rasa cemas memilik jenis-jenis nya loh, seperti yang akan dijelaskan di bawah ini. Apa kalian pernah mendengar jenis-jenis dari anxiety?nah ternyata Anxiety Disorder ini terdapat sejumlah gangguan mental yang termasuk dalam Anxiety Dirsorder, Seperti PTSD dan OCD dulunya kedua tersebut masuk ke dalam kategori ini, tetapi sejak dikeluarkan nya DSM-V mereka kini berada di kategorinya sendiri.
ADVERTISEMENT
1. Generalized Anxiety Disorder (GAD) / gangguan kecemasan umum : para penyandang GAD ini mempunyai rasa cemas yang muncul secara konsisten. Paling tidak 6 bulan kecemasan nya akan sulit di kontrol. Contoh : sulit untuk tidur, nyeri otot, sakit perut, sesak napas, dan juga sulitnya berkonsentrasi. Faktor pembeda yang paling besar nya bersifat berlebihan,semisal ancaman itu sebenarnya tidak ada tetapi respons yang di rasakan tidak sebanding.
2. Gangguan Kecemasan Sosial : Orang dengan gangguan kecemasan sosial, juga dikenal sebagai fobia sosial, sangat cemas atau takut terhadap lingkungan atau situasi sosial di mana mereka harus berinteraksi dengan orang lain. Penderita dengan fobia ini selalu merasa diawasi dan dihakimi oleh orang lain, dan merasa takut atau terlalu malu di keramaian. Hal-hal tersebut membuat pasien selalu berusaha menghindari situasi yang mengharuskannya bertemu atau berinteraksi dengan banyak orang.
ADVERTISEMENT
3. post-traumatic stres disorder (PTSD) : Gangguan stres pasca-trauma atau PTSD dapat terjadi pada orang yang pernah mengalami peristiwa traumatis atau berada dalam situasi berbahaya dan mengancam jiwa. Misalnya, Kecelakaan, terkena bencana alam, atau korban kekerasan. Pengidap PTSD seringkali sulit untuk melupakan pengalaman traumatis, baik dalam pikiran maupun dalam mimpi, yang membuat mereka merasa bersalah, terisolasi, dan sulit berinteraksi dengan orang lain. Terkadang orang dengan PTSD dapat menderita insomnia atau depresi.
4. Gangguan Panik : Kecemasan dan serangan panik yang disebabkan oleh gangguan ini dapat terjadi kapan saja dan terjadi secara tiba-tiba atau berulang-ulang. Saat gejala panik muncul, penderita gangguan panik biasanya mengalami banyak gejala lain, seperti jantung berdebar, berkeringat dingin, pusing, sesak napas, tremor, dan merasa lemas.
ADVERTISEMENT
Gangguan kecemasan tersebut bisa diatasi dengan beberapa cara seperti, mengurangi asupan kafein, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, olahraga, melakukan meditasi,dan juga tidur yang cukup. Tetapi jika tidak mengurangi rasa cemas tersebut bisa langsung segera konsultasi ke psikolog ataupun bercerita kepada teman terdekat.
Lalu bagaimana solusi nya untuk menanggapi penderita Anxiety Disorder ? Manusia sebagai makhluk hidup yang sangat kompleks yang dapat menganggap banyak hal sebagai suatu ancaman. Bisa kita lihat di masa sekarang ini media sosial menjadi pemicu peningkatan kasus GAD, manusia dari dahulu selalu mementingkan atau mendengar pandangan dari orang lain.
Intinya Anxiety Disorder bukanlah salah penderita nya. Orang yang memiliki anxiety ini sering sekali diabaikan padahal yang mereka alami adalah sesuatu yang nyata, dan tidak bisa sekadar diabaikan. Oleh karena itu, dari pada kita membuat semakin parah penyandang Anxiety Disorder ini lebih baik kita memberi semangat dan dukungan yang sedang mereka hadapi, agar apa yang sedang mereka hadapi akan jauh lebih baik.
ADVERTISEMENT

Referensi

Price J. S. (2003). Evolutionary aspects of anxiety disorders. Dialogues in clinical neuroscience, 5(3), 223–236. https://doi.org/10.31887/DCNS.2003.5.3/jprice
Oktapiani, N., & Putri, A. (2018). Gangguan Kecemasan Sosial dengan Menggunakan Teknik Rasional Emotif Terapi. FOKUS (Kajian Bimbingan & Konseling dalam Pendidikan), 1(6), 227-232.
Fonzo, G., Ramsawh, H., Flagan, T., Simmons, A., Sullivan, S., Allard, C., . . . Stein, M. (2016). Early life stress and the anxious brain: Evidence for a neural mechanism linking childhood emotional maltreatment to anxiety in adulthood. Psychological Medicine, 46(5), 1037-1054. doi:10.1017/S0033291715002603
Munir, S., Gondal, A.Z., & Takov, V., (2019). Generalized anxiety disorder. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441870