Analisis BMKG Tentang Gempa di Filipina

29 April 2017 7:40 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Gempa Dunia (Foto: Reuters)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan analisis gempa yang melanda wilayah Provinsi Saranggani dan Davao, Filipina, Sabtu (29/4) pukul 03.23 WIB. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, menegaskan gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, gempa bumi ini dideteksi National Tsunami Warning Center BMKG dengan kekuatan 7,2 magnitudo dan berpotensi tsunami. Tetapi setelah dilakukan analisis pemutakhiran menunjukkan gempa bumi ini berkekuatan 6,8 magnitudo dan tidak berpotensi tsunami.
Pihak BMKG yang sebelumnya mengeluarkan peringatan tsunami selanjutnya mengakhiri peringatan itu.
"Kepada warga masyarakat di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara diimbau agar tetap tenang karena berdasarkan update analisis menunjukkan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/4).
Titik Gempa. (Foto: BMKG.go.id)
Ia menerangkan pusat gempa terletak pada koordinat 5,49 lintang utara dan 125,14 bujur timur. Gempa berada di laut 19 km barat daya Kota Dongcaling, Saranggani, Filipina, dengan kedalaman 48 km.
Berdasarkan peta tingkat guncangan, di wilayah selatan Saranggani dan Davao, Filipina, gempa bumi dirasakan pada skala intensitas III-IV SIG BMKG atau VI-VII MMI. Di area itu gempabumi diperkirakan dapat menimbulkan kerusakan lemah hingga sedang. Sementara itu di wilayah Indonesia, gempa bumi ini dirasakan lemah yaitu I SIG-BMKG atau II MMI di Kepulauan Talaud.
ADVERTISEMENT
"Jika ditinjau dari hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Dalam hal ini Lempeng mikro laut Sulawesi menunjam kearah timur laut pada Palung Cotabato (Cotabato Trench) dan terjadi deformasi atau patahan pada kedalaman 48 kilometer," ujar Daryono.
Selama ini, Daryono menambahkan, BMKG mencatat ada 4 gempa susulan. Tetapi hasil monitoring peralatan monitoring tsunami di Tahuna, Melonguane, Manado, dan Bitung menunjukkan tidak ada catatan terjadinya tsunami.